REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Madrasah Aliyah Citra Cendekia (MA Cicen), merespons cepat instruksi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk melakukan kegiatan belajar-mengajar di rumah sekaligus melakukan aktivitas pencegahan penyebaran virus Corona di lingkungan sekolah.
“Kami mendukung langkah pemerintah untuk menekan jumlah penyebaran virus Corona ini. Seluruh siswa MA Cicen sejak tanggal 16 Maret 2020 sudah belajar dari rumah, dan hari ini kita sedang simulasi untuk melakukan ujian,” sebut Kepala Madrasah Aliyah Citra Cendekia, Ismayanti Soleha SSi, di Jakarta, Senin (23/3).
Ia menambahkan, MA Cicen, yang berlokasi di Ciganjur, Jakarta Selatan, juga melakukan sejumlah langkah preventif agar lingkungan sekolah terbebas dari paparan virus Corona atau Covid-19.
“Kami bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jakarta Selatan untuk melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh ruang di lingkungan madrasah. Sebelumnya, tenaga kependidikan dan petugas kebersihan hingga keamanan madrasah terlebih dulu membersihkan dengan menggunakan disinfektan secara mandiri, “ ujar Ismayanti melalui rilis yang diterima Republika.co.id.
Kerja sama untuk penyemprotan disinfektan ini dapat dilakukan oleh sejumlah institusi pendidikan di seluruh Jakarta. Ismayanti mengatakan, bentuk kerja sama yang dilakukan tidak dipungut biaya. Prosesnya juga cepat dan relatif mudah.
“Buat teman-teman madrasah maupun sekolah-sekolah umum lainnya, bisa melakukan hal serupa. Kita tinggal menghubungi PMI Jakarta Selatan, lalu mengirimkan surat permohonan resmi ke sana (PMI). Setelah dikonfirmasi, tinggal menunggu jadwal penyemprotan disinfektan yang akan dilakukan oleh pihak PMI,” tuturnya.
MA Cicen sendiri sudah melakukan penyemprotan disinfektan, Jumat (20/3) atau tiga hari sejak permohonan diajukan pada tanggal 17 Maret 2020. Menurut R Dedet Mulyadi SE, kepala Hubungan Masyarakat PMI Jakarta Selatan, penyemprotan dilakukan dengan menerjunkan delapan personel. PMI Jakarta Selatan akan segera melakukan penyemprotan bila jadwalnya sudah didapatkan.
“Pihak sekolah tidak dipungut biaya. Seperti yang dilakukan MA Cicen, institusi sekolah cukup memberikan permohonan resmi ke PMI, nanti kita jadwalkan. Tetapi memang saat ini jadwal menyesuaikan dengan banyaknya permintaan,” sebut Dedet sesaat setelah melakukan penyemprotran.
Ia menjelaskan, sekolah-sekolah di Jakarta maupun instansi sosial lain dapat mengajukan permohonan untuk dilakukan penyemprotan disinfektan. Sejak tercetusnya wabah virus Corona, pihak PMI sudah melakukan penyemprotan ke berbagai instansi sosial lain. “Perkantoran seperti kelurahan, kecamatan atau perkantoran pemerintah lain, bisa juga mengajukan,” sebutnya.
Langkah PMI untuk melakukan pencegahan ini sesuai dengan instruksi Ketua PMI Pusat, HM Jusuf Kalla. Sejumlah petugas penyemprotan dilengkapi dengan peralatan khusus termasuk baju pelindungnya.
Selain melakukan penyemprotan, MA Cicen sebagai institusi pendidikan juga melakukan sejumlah langkah antisipatif dengan mengaktifkan sosial media yang dimiliki. Tujuannya, selain membantu kampanye hidup bersih, juga sebagai saran komunikasi dengan seluruh civitas akademika MA Cicen.
Ismayanti memaparkan, dalam sosialisasi itu, siswa bahkan orang tua diposisikan sebagai agen-agen perubahan untuk menyebarkan konten-konten positif di dunia maya. “Jumlah siswa kami sekitar 100 orang. Andai setiap siswa memiliki follower pada akun sosial medianya berjumlah 10 orang saja, sudah ada 1.000 orang yang terpapar berita baik. Masih kecil, tetapi kami yakin saat ini yang dibutuhkan oleh masyarakat kita adalah berita positif untuk sama-sama memerangi wabah virus Corona ini,” ujarnya.
Langkah ini sesuai dengan visi dari MA CICEN yang terangkum dalam tiga pilar, yaitu menjadi lembaga pendidikan yang mampu membangun citra kepribadian siswa yang memiliki integritas diniyah (kecerdasan spiritual), integritas ilmiyah (kecerdasan intelektual), dan kecerdasan insaniyah (kecerdasan emosional).
“Memberikan konstribusi positif meski dalam ranah kampanye sosial, adalah wujud dari pilar kecerdasan emosional sekaligus intelektual dan diniyah. Kami ingin, seluruh siswa maupun civitas akademika di MA Cicen, ikut menyebarkan berita-berita yang bertanggung jawab,” sebutnya lagi.
MA Cicen didirikan sejak 12 tahun lalu. Di bidang akademik, sistem belajar-mengajar menerapkan sistem moving class, di mana setiap siswa bergerak menuju kelas yang sesuai dengan mata pelajaran yang diambilnya. Proses pembelajaran pun disajikan secara kontekstual dan membebaskan siswa untuk mengeksplor lebih banyak tentang pengetahuan dan keterampilan melalui project/penelitian karya tulis ilmiah siswa. Penerapan sistem ini, sekaligus menjadikan siswa lebih senang dalam belajar, disiplin, dan tidak mudah bosan.
Selain itu, madrasah ini juga dilengkapi dengan laboratorium (Biologi, Kimia, Fisika, Bahasa, komputer, dan agama), lapangan olahraga, pojok inspirasi, masjid, dan fasilitas lainnya yang mendukung aktivitas siswa.
Sementara itu, untuk meningkatkan kecerdasan diniyah/spiritual, MA Cicen mempunyai kegiatan eMBeeR (Malam Bina Ruhi - semacam Malam Bina Iman dan Takwa atau Mabit) bagi seluruh siswa. “Kegiatan ini dilakukan setiap bulan sekali pada hari Jumat hingga Sabtu. Seluruh siswa wajib mengikuti kegiatan ini,” tambah Ismayanti lagi.
Kegiatan pada program ini antara lain, pembahasan mengenai kajian hadis, fikih (hukum Islam) hingga melakukan ibadah shalat malam bersama. Di samping itu, MA Cicen juga memiliki program peningkatan pemahaman Alquran dengan mewajibkan seluruh siswa bisa menghapal minmal tiga juz saat lulus nanti.
Lalu, untuk meningkatkan kecerdasan emosional, MA Cicen memiliki program keorganisasian yang dimulai dari program pelatihan dasar kepemimpinan yang dikenal sebagai LASKA. Tujuannya, agar siswa mulai diajarkan bagaimana mengelola organisasi.
“Seluruh program yang dijalankan sesuai visi ini, diharapkan bisa mencetak kader-kader pemuda Indonesia yang tangguh dan dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa,” papar Ismayanti.