Senin 23 Mar 2020 10:40 WIB

Kembali Tertekan, Rupiah Tembus Rp 16.500

Cepatnya penyebaran covid-19 menjadi sentimen negatif pergerakan rupiah.

Petugas menata mata uang dolar AS di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Kamis (19/3/2020). Berdasarkan data kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hingga pukul 18.00 WIB nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah ke posisi Rp 15.712 per dollar AS yang disebabkan sentimen negatif pandemik COVID-19. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.
Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Petugas menata mata uang dolar AS di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Kamis (19/3/2020). Berdasarkan data kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hingga pukul 18.00 WIB nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah ke posisi Rp 15.712 per dollar AS yang disebabkan sentimen negatif pandemik COVID-19. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar-bank di Jakarta pada awal pekan kembali tertekan menembus level Rp 16.500 per dolar AS. Pada pukul 09.53 WIB, rupiah bergerak melemah 590 poin atau 3,7 persen menjadi Rp 16.550 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.960 per dolar AS.

"Rupiah kemungkinan bisa tertekan lagi hari ini mengikuti sentimen negatif yang membayangi pergerakan aset berisiko pagi ini seperti indeks saham futures AS, indeks saham Australia, Nikkei (Jepang) dan Kospi (Korea Selatan) yang bergerak negatif serta sebagian mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures di Jakarta, Senin (23/3).

Baca Juga

Menurut Ariston, kekhawatiran terhadap peningkatan penyebaran wabah Covid-19 ditambah dengan stimulus pemerintah AS senilai 1,3-2 triliun dolar AS yang belum mencapai kata sepakat dengan senat AS, menjadi penyebab sentimen negatif tersebut.

WHO sendiri masih terus melaporkan peningkatan kasus penularan wabah COVID-19 di dunia dengan lebih dari 294 ribu positif.

Sementara itu, pasar masih menunggu kabar kesepakatan stimulus pemerintah AS malam ini. Bila sepakat, lanjut Ariston, bisa membantu memberikan sentimen positif ke pasar keuangan karena stimulus yang besar.

"Pergerakan USD-IDR hari ini masih berpotensi untuk naik mendekati level tertinggi Juni 1998 di Rp16.850 dengan potensi support di kisaran Rp15.900," ujar Ariston.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement