Senin 23 Mar 2020 10:07 WIB

Penerbangan Beijing Dialihkan ke 12 Kota Lain di China

Penumpang menuju Beijing harus melalui tes dan karantina di 12 bandara kota lainnya

Seorang warga berjalan di depan patung saham di Beijing, Jumat (28/2). Semua penumpang internasional tujuan Beijing terlebih dahulu harus melalui salah satu dari 12 bandara tersebut untuk melakukan tes COVID-19 dan karantina
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Seorang warga berjalan di depan patung saham di Beijing, Jumat (28/2). Semua penumpang internasional tujuan Beijing terlebih dahulu harus melalui salah satu dari 12 bandara tersebut untuk melakukan tes COVID-19 dan karantina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerbangan dari berbagai negara tujuan Beijing, mulai Senin, dialihkan ke 12 kota lain di China. Terutama yang bandar udaranya sudah dilengkapi fasilitas kesehatan untuk pengecekan COVID-19.

Semua penumpang internasional tujuan Beijing terlebih dahulu harus melalui salah satu dari 12 bandara tersebut untuk melakukan tes COVID-19 dan karantina, demikian pernyataan bersama beberapa lembaga otoritas setempat di media. Penumpang yang tidak memiliki gejala apa pun diizinkan kembali naik pesawat tujuan Ibu Kota China itu.

Beberapa bandara internasional di Tianjin, Taiyuan (Provisi Shanxi), dan Hohhot (Daerah Otonomi Mongolia Dalam) sejak Jumat (20/3) sudah menampung para penumpang internasional.

Beberapa bandara lainnya yang masuk daftar tujuan pengalihan terdapat di Shijiazhuang (Provinsi Hebei), Jinan dan Qingdao (Provinsi Shandong), Nanjing (Provinsi Jiangsu), Shenyang dan Dalian (Provinsi Liaoning), Zhengzhou (Provinsi Henan), Xi'an (Provinsi Shaanxi), dan Pudong (Shanghai).

Otoritas Beijing mewajibkan penumpang yang baru datang dari berbagai negara untuk melakukan tes asam nukleat COVID-19. 

Di Beijing terdapat dua bandara internasional, yakni Bandara Udara Internasional Ibu Kota Beijing (BCIA) di Distrik Shunyi yang berjarak sekitar 28 kilometer dari pusat kota dan Bandara Daxing di Distrik Daxing yang baru dioperasikan pada Oktober 2019 yang berjarak sekitar 70 kilometer dari pusat kota.

Hingga Ahad (22/3) pukul 12.00 waktu setempat (11.00 WIB), Komisi Kesehatan Pemerintah Kota Beijing mencatat 99 kasus impor COVID-19 dari berbagai negara.

Hingga Sabtu (21/3) tidak ada kasus tambahan COVID-19 dari penduduk setempat dalam 15 hari terakhir, demikian pernyataan juru bicara Komisi Kesehatan Pemkot Beijing Gao Xiaojun.

"Kasus impor saat ini telah menjadi perhatian kami dan sedang dalam upaya pengendalian," ujarnya dikutip media resmi setempat.

Di China teradapat 314 kasus impor hingga Sabtu (21/3), menurut catatan Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), sedangkan Beijing menyumbang 31 persen. Biaya karantina selama 14 hari bagi warga negara asing yang baru tiba di Beijing menjadi tanggung pribadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement