Senin 23 Mar 2020 08:02 WIB

Surabaya Siapkan Gedung Isolasi Bagi Pasien Gejala Ringan

Pemkot menyiapkan gedung isolasi dengan 30 tempat tidur di Surabaya Selatan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolandha
Petugas keamanan berjaga di luar Ruang Isolasi Khusus (RIK) yang merawat pasien di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/1/2020).(Antara/Moch Asim)
Foto: Antara/Moch Asim
Petugas keamanan berjaga di luar Ruang Isolasi Khusus (RIK) yang merawat pasien di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/1/2020).(Antara/Moch Asim)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan gedung isolasi bagi orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19. Gedung isolasi yang berada di kawasan Surabaya Selatan ini, dikhususkan bagi ODP dengan gejala Covid-19, seperti demam ringan, namun tidak dalam kondisi sesak nafas. Gedung ini disiapkan sebagai upaya preventif mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya.

“Ruang (gedung) isolasi ini kita buat memang kalau untuk (gejala Covid-19) yang ringan-ringan, tidak ada sesak, tidak ada demam, kita taruh dalam ruang isolasi itu,” kata Koordinator Protokol Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita di Surabaya, Senin (23/3).

Baca Juga

Febria menjelaskan, sebetulnya ODP bisa melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Hal ini sesuai dengan protokol yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pun bagi pasien positif Covid-19, namun tidak ada gejala seperti demam dan sesak nafas, juga diwajibkan isolasi mandiri di dalam rumah selama 14 hari.

“Yang dikirim (isolasi) ke rumah sakit adalah yang ada sesaknya. Baik itu ada sesak ringan atau sesak berat itu dikirim ke rumah sakit,” ujarnya.

Febria meyakini, jika ODP patuh terhadap isolasi mandiri yang telah ditetapkan oleh Kemenkes, penyebaran virus corona bisa dicegah. Namun, ia juga memastikan, petugas kesehatan dari Puskesmas tetap melakukan pemantauan kepada ODP tersebut selama 14 hari ke depan.

“Tetap dilakukan pantauan 14 hari dari Puskesmas. Begitu Puskesmas setiap pagi melihat, kemudian itu nanti sampai 14 hari lewat, artinya sudah hilang virusnya,” kata Febria

Adapun ruang isolasi yang disiapkan, kata Febria, standarnya memang dibuat seperti di rumah sakit. Di gedung itu, terdapat 30 tempat tidur yang disiapkan. Namun demikian, gedung isolasi ini dikhususkan bagi ODP dengan gejala ringan Covid-19.

“Khusus ODP nanti kalau agak demam sedikit ditaruh ke situ. Begitu dia (gejala) berat, baru (diisolasi) ke rumah sakit,” ujarnya.

Nantinya, kata dia, Pemkot Surabaya bakal dibantu petugas medis dalam melakukan pemantauan dan perawatan bagi ODP yang ditempatkan di gedung isolasi tersebut. Akan tetapi, sebelumnya tim dokter Pinere (Penyakit Infeksi Emerging dan Re-Emerging) akan menentukan apakah ODP yang dimaksud harus diisolasi di gedung tersebut atau tidak.

“Tim Pinere akan merekomendasikan kapan pasien isolasi mandiri, kapan isolasi di gedung tersebut. Kami siapkan ada 30 tempat tidur,” kata Febria.

Di Surabaya, ada 15 rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 yang memiliki ruang isolasi khusus, termasuk RSUD dr. Soetomo Surabaya yang punya delapan ruang isolasi khusus. Sekain itu, ada pula RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya dengan satu ruang isolasi khusus, dan RSUD Soewandhie dengan dua ruang isolasi khusus.

 

"Tetapi kemarin RSUD Soewandhie direnovasi, selesainya minggu depan," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement