Senin 23 Mar 2020 01:29 WIB

Panduan Menerima Tamu Saat Pandemi Covid-19

Bagaimana cara terbaik menerima tamu saat pandemi Covid-19?

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Bertamu. Kenali cara terbaik menerima tamu saat pandemi Covid-19.
Foto: Prayogi/Republika
Bertamu. Kenali cara terbaik menerima tamu saat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Salah satu kebijakan dari pemerintah adalah mempersilahkan pegawai untuk bekerja dari rumah. Indonesia baru saja mulai memberlakukan ini selama sepekan ini dan belum bisa dipastikan kapan akan berakhir. Meski berdiam di rumah, masyarakat diminta tetap tidak lengah.

“Memang berbeda mood-nya kerja di kantor dengan di rumah. Mungkin agak bosan sedikit. Masalahnya, kita tidak tahu kondisi orang di sekitar, kita tidak boleh lengah,” tutur dokter, peneliti, dan penganalisis DNA forensik dari Lembaga Biologi Molekuler Eijikman, Prof Herawati Sudoyo, dalam live Instagram dengan Dimas Beck, Ahad (22/3).

Baca Juga

Hera menjelaskan, Indonesia baru saja memulai social distancing selama sepekan. Ia berharap masyarakat bisa mencari kesibukan meski berada di rumah. Setelah melewati masa inkubasi selama dua pekan, ia berharap warga tak langsung keluar rumah dan datang ke kerumunan.

“Kita harus kenali dulu virus ini dan bagaimana penyebarannya di DKI Jakarta," ujarnya.

Selagi ada waktu panjang di rumah, menurut Hera, masyarakat dapat memanfaatkannya dengan membersihkan rumah, termasuk menghilangkan jentik nyamuk dan membersihkan permukaan yang dapat ditempeli virus dan kuman.

Bagaimana kemudian jika ada orang datang bertamu? Hera mengingatkan, tamu tersebut mungkin saja bisa menjadi pembawa virus corona.

"Sang pemilik rumah pun berhak untuk memberlakukan protokol bersih-bersih yang biasa dilakukan, misalnya meminta untuk cuci tangan, mandi, atau meletakkan jaket yang digunakan di luar rumah," tuturnya.

Hal yang lebih ketat harus dilakukan jika di rumah ada kelompok orang yang rentan terinfeksi virus corona, misalnya orang dengan riwayat penyakit tertentu dan lansia.  Langkah pencegahan harus ditempuh mengingat anggota keluarga tersebut memiliki respons imun lebih rendah dibanding orang lain.

“Kalau sudah ada riwayat penyakit dan positif, mereka sendiri sudah lemah, ada organ mereka yang sudah lemah, tentu saja tubuh tidak akan mampu melawan virus ini. Saya sebenarnya tidak mau ngomong lansia, karena usia hanya angka, tapi kan memang antibodi lansia pasti lebih lemah dibanding anak muda,” papar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement