Ahad 22 Mar 2020 18:43 WIB

Khawatir Corona, PON 2020 Diharapkan Ditunda

Demi mendukung imbauan pemerintah agar menghindari kerumunan terkait corona.

Pekerja menyelesaikan pembangunan venue aquatic PON 2020 di Kampung Harapan Sentani, Jayapura, Papua, Senin (14/10). PT Waskita Karya (Persero) Tbk saat ini tengah mengerjakan pembangunan Arena Aquatic Papua untuk persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020.(ANTARA FOTO/Gusti Tanati)
Foto: ANTARA FOTO/Gusti Tanati
Pekerja menyelesaikan pembangunan venue aquatic PON 2020 di Kampung Harapan Sentani, Jayapura, Papua, Senin (14/10). PT Waskita Karya (Persero) Tbk saat ini tengah mengerjakan pembangunan Arena Aquatic Papua untuk persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020.(ANTARA FOTO/Gusti Tanati)

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Dayung Indonesia (PODSI) Maluku mengusulkan penundaan pelaksanaan PON XX di Papua. Ini guna mencegah penyebaran virus corona terhadap para atlet, pelatih, atau pun masyarakat secara langsung. PON Papua dijadwalkan digelar mulai 20 Oktober mendatang.

"Kami mengusulkan dan menyampaikan pendapat terkait persiapan, pelatihan, dan pembinaan menuju PON XX pada 2020 di tengah mewabahnya virus corona atau Covid - 19," kata Ketua Pengprov PODSI Maluku, Anos Yeremias di Ambon, Ahad (22/3).

Sebelum menyampaikan usulan tersebut, Anos memohon maaf sebesar-besarnya bila ada kata yang kurang berkenan atau menyinggung pribadi maupun organisasi.

Anggota DPRD Maluku dari Partai Golkar itu mengatakan, pengusulan penundaan ini didasarkan atas fakta merebaknya virus corona di Indonesia dan sampai saat ini sudah menulari 450 orang dan diperkirakan mencapai 700 ribu orang atau lebih yang puncaknya diprediksi akan terjadi pada Mei 2020.

Mengingat populasi penduduk Indonesia yang besar dan juga cukup padat, serta kondisi georafis sebagai negara kepulauan, tentunya waktu penyebaran virus dan tingkat penularannya pasti akan berbeda dari waktu ke waktu pada setiap provinsi.

"Demikian juga dengan proses penanganan, penyembuhan, dan pemulihan pun membutuh waktu yang cukup lama dan berbeda untuk setiap provinsi, seperti halnya yang terjadi saat ini di berbagai negara," ujar Anos.

Ada negara yang sudah mulai terkendali tetapi ada negara yang baru terdeteksi.

Perbedaan waktu penyebaran, penularan, sampai dengan penanganan dan pemulihan yang berbeda untuk setiap provinsi ini sudah pasti akan berbeda dalam proses persiapan-persiapan fisik atlet, dan itu pasti akan sangat mengganggu.

"Menurut saya, persaingan akan menjadi sangat tidak fair di PON nanti, apalagi jika ada atlet, pelatih, pengurus KONI provinsi dan Pengprov Cabor yang tengah mempersiapkan diri tertular," tandas Anos.

Imbauan pemerintah untuk tidak berkumpul dalam jumlah banyak atau besar untuk memutuskan rantai penyebaran virus corona, bagaimana pun juga harus ditaati semua orang demi kesehatan, keamanan, dan keselamatan bersama.

Hal ini tentunya membuat proses pelatihan pun akan berjalan tersendat-sendat.

Proses persiapan satu provinsi pasti akan berbeda dengan provinsi lain, tergantung dari waktu dan tingkat penyebaran virus, dan mungkin ada daerah atau provinsi yang sudah terkendali tetapi mungkin juga ada provinsi yang belum terkendali.

"Bahkan bisa saja ada provinsi yang baru terdeteksi, sehingga tentunya kebijakan pemerintah dalam penanganan dan penanggulangan dari sisi waktu sudah pasti akan berbeda dan akan mempengaruhi proses pelatihan atau pembinaan menuju PON XX/2020 juga akan berbeda antara setiap provinsi," jelas Anos.

Akan sangat egois jika di tengah penderitaan akan virus corona yang mewabah dan dibutuhkan anggaran yang sangat besar untuk penanggulangan bencana ini di seluruh negeri, lalu hanya memikirkan penyelenggaraan PON XX/2020.

Semua pihak, perorangan, dan swasta di seluruh negeri bahkan ada yang dari luar negeri turut menyumbang dana, peralatan dan tenaga untuk memerangi virus corona.

"Untuk Indonesia, bahkan pemerintah sendiri telah memangkas anggaran dari berbagai kementrian guna penanggulangan virus corona, sementara kita sedang berpikir atau berusaha untuk mendapatkan alokasi anggaran atau pun tambahannya pada masing-masing KONI provinsi guna pembiayaan penyelenggaraan PON XX/2020," ujarnya.

Dalam sejarah penyelenggaraan PON di Indonesia, PON XIV yang seharusnya dilaksanakan pada 1997 dimajukan 1996 karena alasan Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan SEA Games XIX tahun 1997.

"Untuk alasan penanggulangan bencana virus corona serta pemulihannya di seluruh provinsi mengapa kita tidak mempertimbangkan untuk menunda penyelenggaraannya sampai benar-benar bebas dan pulih dari bencana virus corona," kata Anos.

Tentunya waktu setiap daerah dinyatakan bebas dan pulih dari virus corona pasti akan berbeda karena kondisi luasnya negara ini, kondisi masyarakat, serta kondisi geografis yang turut mempengaruhinya.

Dengan menunda penyelenggaraan PON XX, tahun 2020, kita bisa memberi keluasan untuk pemerintah di pusat dan daerah agar lebih terkonsentrasi, fokus dan tidak terbebani khususnya dalam ketersediaan anggaran.

"Semoga pendapat dan usulan ini bisa menjadi bahan pertimbangam atau pun bahan diskusi dalam mencari solusi terbaik penyelenggaraan PON XX tahun 2020 di tengah mewabahnya bencana virus corona di negara kita," pinta Anos.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement