Sabtu 21 Mar 2020 15:30 WIB

Nasib Pemuncak Klasemen Lima Liga Top Eropa tak Menentu

Penundaan kompetisi akibat corona kini tidak memiliki batas waktu.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Logo Liga Primer Inggris(premierleague.com)
Foto: premierleague.com
Logo Liga Primer Inggris(premierleague.com)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bayang-bayang ketidakpastian masih menggelayuti penyelenggaran lima liga top Eropa pada musim ini. Kian masifnya penyebaran virus corona (Covid-19) di Benua Biru membuat otoritas penyelenggara kompetisi dan sejumlah pihak terkait enggan mengambil risiko dengan menggulirkan kembali kompetisi domestik.

Federasi Sepak Bola Inggris (FA), bahkan harus memperpanjang waktu penundaan semua kompetisi profesional di daratan Inggris termasuk Liga Primer Inggris, setidaknya hingga 30 April mendatang, usai sebelumnya ditunda hingga 4 April. Namun, penundaan ini sebenarnya tidak memiliki batas waktu.

''Dewan telah menyetujui penundaan ini tidak memiliki batas waktu. Perkembangan penyebaran Covid-19 masih belum memberikan kejelasan dan kami harus bisa memastikan kesehatan dan kesejahteraan para pemain, pelatih, staf, dan suporter,'' tulis peryataan resmi FA seperti dilansir Dailymail, Jumat (20/3).

Ketidakpastian serupa terendus di empat liga top lainnya, Serie A Liga Italia, La Liga Spanyol, Bundesliga Jerman, dan Ligue 1 Prancis. Otoritas sepak bola tertinggi di negara-negara tersebut boleh saja mengungkapkan rencana awal kapan kompetisi sudah kembali bergulir. Namun, terlepas dari semua rencana tersebut, dengan menilik kondisi penyebaran Covid-19, yang belum menunjukkan tren penurunan di Benua Eropa, penundaan itu sepertinya akan kembali diperpanjang.

Ketidakpastian kapan kompetisi liga bakal kembali digulirkan meninggalkan berbagai pertanyaan terkait kondisi persaingan perebutan juara di lima liga top Eropa. Di Liga Primer, Liverpool memang telah mengantongi keunggulan 25 poin di puncak klasemen sementara, kendati begitu, penundaan kompetisi tentu bakal mengganggu ritme permainan yang telah dibangun the Reds sejak awal musim ini.

Terlebih, dari enam laga terakhir di semua ajang, Liverpool menelan empat kekalahan dan hanya sukses meraih dua kemenangan. Kini, publik menunggu bagaimana the Reds bisa segera kembali ke performa terbaiknya dan memetik tambahan enam poin dari sembilan laga yang tersisa guna memastikan torehan gelar juara Liga Primer.

photo
Logo Serie A Liga Italia - (forzaitalianfootball.com)

Sementara di pentas Serie A, Lazio sebenarnya memiliki momentum untuk mengganggu persaingan Juventus dan Inter Milan dalam perebutan capolista, yang terentang sejak awal musim ini. Sayangnya, wabah virus corona mengganggu laju i Biancoceleste. Bahkan, tim besutan Simone Inzaghi itu, tercatat tidak pernah kalah di pentas Serie A sejak September tahun lalu.

Sama-sama telah melakoni 26 laga, Lazio pun hanya terpaut satu poin dari Juventus, yang berada di puncak klasemen sementara dengan raihan 63 poin. Uniknya, dalam jadwal yang dirilis Lega Serie A, otoritas penyelenggara Serie A, dua tim tersebut rencananya akan saling berhadapan di Stadion Allianz, Turin, pada 26 April mendatang.

Namun, laga ini terancam urung digelar. Pasalnya, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) dan Lega Serie A kabarnya telah menyusun jadwal terbaru sisa kompetisi Serie A musim ini, yang diharapkan akan mulai bergulir pada awal Mei. Kendati begitu, otoritas penyelenggara kompetisi masih akan menunggu hasil rekomendasi dari Pemerintah Italia.

Persaingan ketat menuju tangga juara juga terjadi di La Liga. Dua seteru bebuyutan, Real Madrid dan Barcelona, kembali terlibat persaingan sengit untuk menjadi tim terbaik di tanah Spanyol pada musim ini. Kemenangan 2-0 atas Barcelona di laga el clasico, beberapa waktu lalu, sempat membawa Madrid kembali ke puncak klasemen sementara La Liga.

Kendati begitu, sepekan berselang, Madrid justru gagal mempertahankan konsistensi performa usai gagal memetik poin penuh kala dibekap Real Betis, 1-2, awal bulan ini. Los Blancos pun harus kembali ke peringkat kedua dengan selisih dua poin dari Barcelona, yang kembali ke puncak klasemen sementara. Namun, inkonsistensi performa bukan hanya milik Los Blancos.

Kondisi serupa juga sebenarnya menimpa Barcelona. Pergantian pelatih membuat La Blaugrana sedikit limbung. Gaya tiki-taka, yang diharapkan bisa diterapkan Quique Setien, belum menunjukkan progres signifikan terhadap permainan Barca. Satu kemenangan, satu kali imbang, dan satu kali kalah menjadi catatan performa Blaugrana di tiga laga terakhir di semua ajang.

Sementara di pentas Bundesliga dan Ligue 1, Bayern Muenchen dan Paris Saint-Germain (PSG) terbukti masih terlalu dominan buat para pesaingnya. Dominasi PSG di Ligue 1 tergambar dengan keunggulan 12 poin atas Marseille. Sedangkan di Bundesliga, meski Muenchen sempat terseok-seok pada awal musim tapi Die Bayern terbukti bisa kembali ke jalur kemenangan dengan memuncaki klasemen sementara berkat keunggulan empat poin atas Borussia Dortmund.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement