Sabtu 21 Mar 2020 14:34 WIB

91 Ribu Orang Sembuh dari Covid-19

Secara global, 276.582 orang telah dinyatakan positif terpapar virus korona.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Andi Nur Aminah
Perawat berpose dengan pasien yang dinyatakan sembuh dari virus corona di Tazihu Gymnasium, Wuhan, China.
Foto: Chinatopix via AP
Perawat berpose dengan pasien yang dinyatakan sembuh dari virus corona di Tazihu Gymnasium, Wuhan, China.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka kesembuhan dari virus korona tipe baru atau Covid-19 semakin meningkat dari hari ke hari, meski angka kasus dan kematian juga turut meningkat. Dilansir Worldometers, secara global, pasien yang sembuh dari pandemi ini adalah 91.952 orang.

Sebanyak 89 persen pasien sembuh dari virus korona. Sejumlah negara mencatat kenaikan dari jumlah pasien sembuh.

Baca Juga

Sementara infeksi terus menyebar dengan cepat di seluruh dunia. Secara global, 276.582 orang telah dinyatakan positif terpapar virus korona. Dari total tersebut, mereka dalam penanganan dan pengawasan rumah sakit masing-masing negara.

Sementara jumlah kematian akibat virus yang bermuara dari Wuhan, China mencapai 11.417 jiwa dengan catatan 11 persen dari seluruh jumlah populasi penduduk dunia. Jumlah kematian di Italia kini melampaui China sebagai pusat pandemi.

Italia mencatat 4.032 kematian sejak Covid-19 mewabah di negara Eropa itu Februari lalu. Sementara China yang semakin pulih mencatat 3.255 kematian sejak Desember 2018. Meski demikian, total infeksi China masih paling tinggi di dunia yakni 81.008, disusul Italia 47.021, Spanyol dengan total infeksi 21.571.

Negara Timur Tengah, Iran mengalami dampak pandemi korona yang sangat parah. Pemerintahnya mencatat 1.433 kematian akibat virus ini, dan 19.644 kasus infeksi positif di seluruh Iran. Kini, tercatat 185 negara memiliki orang dengan infeksi virus yang masih sekeluarga dari penyebab SARS dan MERS. Banyak negara-negara memberlakukan pembatasan ketat terhadap orang asing yang masuk ke dalam negeri, menyusul kasus-kasus baru di setiap negara banyak yang diimpor dari luar negeri.

Pemerintah di sejumlah negara juga memberlakukan karantina ketat guna mengekang penyebaran virus lebih luas dan cepat. Covid-19 pun berdampak pada seluruh sektor terutama ekonomi di negara-negara maju sekalipun.

Meski kebanyakan pasien dan korban meninggal akibat Covid-19 adalah usia tua, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa anak muda juga berpotensi terpapar virus bahkan meninggal. "Meskipun orang yang lebih tua terkena dampak paling parah, orang yang lebih muda tidak dapat dihindari (terpapar)," ujar Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip //BBC, Sabtu (21/3).

"Saya punya pesan untuk orang muda: Anda tidak terkalahkan, virus ini bisa membuat Anda di rumah sakit selama berminggu-minggu atau bahkan membunuh Anda. Bahkan jika Anda tidak sakit pilihan yang Anda buat tentang ke mana Anda pergi bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati untuk orang lain," ujarnya menegaskan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang dari segala usia dapat terinfeksi oleh virus. Namun virus korona tipe baru ini sangat berbahaya bagi orang yang lebih tua dan mereka yang memiliki penyakit yang mendasarinya. Usia rata-rata mereka yang meninggal akibat Covid-19 di Italia adalah 78,5 tahun.

Kurang dari satu persen pasien di bawah usia 50 meninggal di China, menurut New York Times. Meski demikian, itu fatal bagi hampir 15 persen dari mereka yang berusia di atas 80 tahun.

WHO kini merekomendasikan "jarak fisik" daripada "jarak sosial" untuk membantu mencegah penularan virus. "Kami ingin orang-orang tetap terhubung," kata Dr Maria Kerkhove, seorang ahli epidemiologi WHO.

"Jadi temukan cara untuk melakukan itu, temukan cara melalui internet dan melalui berbagai media sosial untuk tetap terhubung karena kesehatan mental Anda melalui pandemi ini sama pentingnya dengan kesehatan fisik Anda," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement