Sabtu 21 Mar 2020 13:47 WIB

Kasus Covid-19 dari Luar Negeri di China Bertambah

Komisi Kesehatan Nasional Cina mengkonfirmasi 41 kasus baru berasal dari luar negeri.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
Seorang perawat memeriksa kondisi pasien corona di sebuah rumah sakit di Wuhan, China.
Foto: Xiao Yijiu/Xinhua via AP
Seorang perawat memeriksa kondisi pasien corona di sebuah rumah sakit di Wuhan, China.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China melaporkan kenaikan kasus virus corona yang dikenal Covid-19 dari luar negeri. Hal ini disebabkan karena semakin banyak orang yang pulang dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa kembali ke China.

Kenaikan jumlah kasus baru memicu kekhawatiran gelombang kedua wabah Covid-19 di negeri itu. Pada Sabtu (21/3) Komisi Kesehatan Nasional China mengkonfirmasi 41 kasus baru yang berasal dari luar negeri sehingga total kasus dari luar ngeri menjadi 269.

Baca Juga

Beijing dan Shanghai menjadi pintu gerbang masuk warga China yang baru pulang. Berdasarkan laporkan Komisi Kesehatan China sebagian besar mereka mahasiswa yang belajar di luar negeri.

Mereka pulang setelah banyak kampus di AS dan Eropa ditutup untuk mencegah penyebaran virus. Mereka yang kembali menggunakan pesawat juga para ekspatriat karena banyak bisnis di China yang kembali dibuka. 

Dilansir laman Reuters, hingga Jumat (20/3), kemarin pihak berwenang China sudah melaporkan 81.008 kasus Covid-19. Jumlah korban tewas menjadi 3.255 naik tujuh setelah angka pertumbuhan kasus baru menurun.

Di hari ketiga melemahnya penularan lokal memicu pemerintah Cina melonggarkan beberapa batasan. Termasuk di pusat wabah di Wuhan, lokasi tujuh kasus kematian terbaru.

Pada pekan lalu pemerintah Kota Wuhan mengizinkan warga berjalan-jalan di sekitar komplek perumahan mereka. Melonggarkan batasan ruang gerak yang sebelumnya melarang warga keluar dari tempat tinggal mereka.

Kantor berita Xinhua mengutip kamar dagang kota Wuhan yang mengatakan toko-toko di sekitar pemukiman dan desa yang tak terdampak sudah diizinkan membuka kembali bisnis mereka. Selain Beijing dan Shanghai, pusat transportasi Shenzhen juga menjadi gerbang warga yang terinfeksi masuk ke China.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement