Jumat 20 Mar 2020 20:17 WIB

Lintas Ekbis: IHSG Menghijau di Akhir Pekan

.

Red: Yogi Ardhi

Pegawai mengamati layar yang menampilkan halaman muka situs Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (20/3). (FOTO : Antara/Dhemas Reviyanto)

Dua staf Bank DKI tengah berfoto didepan banking hall salah satu kantor layanan di Jakarta (20/03). Meskipun tetap beroperasi Bank DKI menyarankan agar nasabah dapat melakukan transaksi dari rumah saja dengan menggunakan produk perbankan digital JakOne Mobile.(Bank DKI) (FOTO : Bank DKI)

Seorang petani menjemur jagung di Penggung, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (20/3/). Menurut petani, harga jual jagung kering dari hasil panen musim ini sebesar Rp4.000 per kilogram, harga tersebut naik dari sebelumnya yang hanya Rp3.700 per kilogram. (FOTO : ANTARA / Aloysius Jarot Nugroho)

Pengunjung mengantre untuk mendapatkan cairan hand sanitizer karya dari siswa Sekolah Menengah Kejuaraan (SMK) Kesehatan Yarsi Tiga Raksa yang dijual di Tangcity Mal, Tangerang, Banten, Jumat (20/3). Hand Sanitizer yang diciptakan siswa-siswa sejak tahun 2018 tersebut dijual ke masyarakat yang difasilitasi pengelola mal dengan harga jual lebih murah dari harga pasaran yang hasil penjualannya digunakan untuk produksi lagi. (FOTO : ANTARA/MUHAMMAD IQBAL)

Perajin memindahkan tahu dalam cetakan saat proses produksi di salah satu industri tahu, Desa Geucheu, Banda Aceh, Aceh, Jumat (20/3). Menurut Asosiasi Perajin Tahu dan Tempe di daerah itu, produksi tahu menurun drastis hingga 65 persen akibat harga bahan baku kedelai impor naik tajam dari 7.200 menjadi Rp8.300 perkilogram menyusul menguat nilai tukar dolar AS terhadap mata uang rupiah. (FOTO : Antara/ampelsa)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 2,18 persen ke posisi 4.194,94 pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (20/3). Indeks saham pada awal perdagangan sempat terkoreksi 4 persen dan menyentuh level 3.900.

 

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan penguatan IHSG hari ini dipengaruhi oleh harga minyak dunia yang mengalami kenaikan hingga 23 persen. Hal itu pun mendorong penguatan bursa saham global.

 

"Kemarin market Amerika Serikat (AS) dan Eropa menguat karna minyak rebound. Sebelumnya market di dunia tertekan karena minyak turun banyak," kata Hans kepada Republika.co.id, Jumat (20/3).

sumber : Republika, Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement