Jumat 20 Mar 2020 14:57 WIB

Penularan Virus Corona di Yogya Terbagi 3 Klaster

Puskesmas dan rumah sakit masih proses menelusuri kontak pasien corona tiga klaster.

Red: Nur Aini
Petugas medis membawa pasien ke ruang isolasi saat simulasi penanganan pasien virus corona, ilustrasi.(Antara/M Agung Rajasa)
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Petugas medis membawa pasien ke ruang isolasi saat simulasi penanganan pasien virus corona, ilustrasi.(Antara/M Agung Rajasa)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penularan virus corona Covid-19 yang sudah terdeteksi di Kota Yogyakarta hingga saat ini dapat dikelompokkan dalam tiga klaster penyebaran. Proses penulusuran kontak kini terus diintensifkan melalui Puskesmas dan rumah sakit.

 

Baca Juga

 

“Untuk saat ini, ada tiga klaster penularan COVID-19, yaitu balita yang pulang dari Kota Depok, dari dosen di UGM, dan pasien yang pulang usai mengikuti kegiatan di Bogor,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat (20/3).

 

 

Sedangkan untuk proses penelusuran terhadap kontak dekat pasien, Heroe menyebut sejak Januari hingga Maret sudah ada sekitar 5.000 orang yang diperiksa termasuk warga yang menunjukkan gejala-gejala serupa infeksi virus corona.

 

 

 

 

Hingga saat ini, diketahui sebanyak 61 orang ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan dan enam pasien dalam pengawasan dengan satu di antaranya dinyatakan positif Covid-19. Seluruh PDP dan pasien positif Covid-19 menjalani perawatan di rumah sakit dalam ruang isolasi.

 

 

“Untuk pasien yang positif, memang sudah berusia tua, 60 tahun dan memiliki penyakit penyerta. Mudah-mudahan kondisinya bisa semakin membaik,” katanya.

 

 

Sedangkan untuk balita tiga tahun yang dirawat di RS Sardjito, sudah dinyatakan negatif Covid-19. “Orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan balita tersebut juga menunjukkan kondisi kesehatan yang baik,” katanya.

 

 

Sementara itu, untuk klaster dari dosen UGM, kata Heroe, terdapat satu mahasiswa yang kemudian memilih untuk melakukan isolasi secara mandiri. “Dengan kesadaran sendiri, mahasiswa tersebut melakukan isolasi secara mandiri. Ia tinggal di rumah seorang diri,” katanya. Untuk kluster dari pasien yang baru saja berkunjung dari Bogor, kata Heroe, terus ditelusuri.

 

 

 

 

Sedangkan, untuk kebutuhan alat pelindung diri bagi petugas kesehatan, dinilai Heroe, masih mencukupi hingga pekan depan karena kebutuhan sarana tersebut mengikuti jumlah pasien yang diperiksa.

 

 

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardaya mengatakan tetap melakukan pemantauan kondisi kesehatan terhadap warga yang berstatus ODP.

 

 

“Tiap hari kami tanyakan ke mereka apakah mengalami gejala demam, batuk, pilek atau gejala lainnya termasuk kontaknya. Kami pun memberikan multivitamin dan masker ke mereka,” katanya.

 

 

 

 

Sedangkan untuk masyarakat, kata Tri, tetap diminta menjaga pola hidup bersih dan sehat dan menaati protokol yang disampaikan oleh pemerintah. “Paling baik adalah menjaga asupan gizi, rajin mencuci tangan dengan sabun. Itu yang baik dilakukan,” katanya.

 

 

Pemerintah Kota Yogyakarta juga mengupayakan untuk menggandeng sejumlah rumah sakit termasuk rumah sakit swasta untuk mendukung kesiagaan penanganan Covid-19.

 

 

“Beberapa rumah sakit sudah kami hubungi dan dalam koordinasi. Kalau dilihat dari kelas rumah sakitnya, saya yakin mereka mampu melakukan penangan,” katanya.

 

 

Saat ini rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 dilakukan di Rumah Sakit Jogja.

 

 

 

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement