Jumat 20 Mar 2020 14:53 WIB

Intelijen Luar Negeri Israel Bawa 100 Ribu Alat Uji Covid-19

Badan intelijen Luar Negeri Israel Mossad pekan ini dilaporkan bawa alat uji Covid-19

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Badan intelijen Luar Negeri Israel Mossad pekan ini dilaporkan bawa alat uji Covid-19. Ilustrasi.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Badan intelijen Luar Negeri Israel Mossad pekan ini dilaporkan bawa alat uji Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Badan intelijen Luar Negeri Israel Mossad pekan ini dilaporkan menerbangkan hingga 100 ribu alat uji virus corona tipe baru atau Covid-19 dalam misi rahasianya dari negara lain. Kendati demikian upaya itu diprediksi tidak berjalan sebab bagian-bagian penting dilaporkan hilang.

Media domestik mengutip pejabat pemerintah dan kesehatan melaporkan bahwa kerahasiaan operasi itu dilakukan karena kit tersebut diperoleh dari setidaknya dua negara yang tidak disebutkan namanya. Dua negara itu tidak memiliki hubungan diplomatik yang baik dengan Israel, yang berarti pemerintah tidak dapat secara terbuka membelinya.

Baca Juga

Seperti diketahui, Israel bersikukuh mempertahankan hubungan tingkat rendah dengan beberapa negara di Timur Tengah, terutama negara-negara Teluk, yang tidak secara resmi mengakuinya sebagai protes terhadap perlakuannya terhadap Palestina. Kemungkinan juga pemerintah dan produsen tidak ingin terlihat mengirimkan alat tes vital ke luar negeri saat menghadapi wabah dalam negeri.

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang muncul untuk mengonfirmasi operasi tersebut. "Kami sepenuhnya memanfaatkan semua kemampuan negara untuk membantu menangani virus corona, termasuk Mossad dan badan-badan lainnya," kata pernyataan itu dikutip Guardian, Jumat (20/3).

"Peralatan yang tiba di Israel diperlukan dan penting," tulis pernyataan itu menyusul laporan bahwa kit mungkin tidak dapat digunakan. Situs berita Israel, Ynet, sebelumnya mengutip Wakil Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan, Itamar Grotto.

Grotto mengatakan bahwa kit-kit itu tidak mengandung swab yang digunakan untuk mengambil sampel dari hidung atau bagian belakang tenggorokan. "Sayangnya, apa yang tiba bukanlah kekurangan yang kita miliki. Masalah kita adalah penyeka yang hilang," katanya.

Hingga kini, Israel berusaha meningkatkan kemampuan pengujiannya untuk melacak dan mengendalikan penyebaran Covid-19. Negara berpenduduk sekitar sembilan juta orang ini berniat melakukan 3.000 uji virus corona setiap hari. Angka-angka tersebut didasarkan pada asumsi bahwa operasi Mossad akan berlanjut.

Penyiar lokal Channel 12, yang pertama melaporkan operasi itu, mengatakan Mossad berniat membawa sekitar empat juta kit dari beberapa negara. Israel telah mengerahkan aparat keamanannya yang luas untuk mengatasi virus itu. Israel bahkan meminta militer menggunakan hotel untuk mengisolasi orang-orang yang hanya memperlihatkan gejala-gejala ringan.

Hotel tepi pantai Tel Aviv, Panorama Dan, akan menjadi yang pertama dibuka dan dikelola oleh tentara. Agen intelijen domestik Shin Bet juga terlibat.

Pada Selasa lalu pemerintah menyetujui langkah kontroversial bagi agensi untuk melacak orang-orang yang dicurigai atau dikonfirmasi telah terinfeksi Covid-19 dengan memonitor ponsel mereka. Sekitar 530 kasus telah dikonfirmasi di Israel.

Langkah-langkah ketat telah diambil untuk menahan penyebaran, termasuk menutup semua sekolah, kafe, dan mal. Pada Rabu malam, Israel juga melarang semua turis dan pengunjung memasuki negara itu.

sumber : the Guardian
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement