Jumat 20 Mar 2020 13:24 WIB

Gandeng 11 Platform Digital, Kartu Prakerja Diluncurkan

Pelatihan tenaga kerja akan dilakukan secara online dan offline.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Konferensi pers soft launching Kartu Prakerja di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (20/3). Turut hadir Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko.(Biro Humas Kemenko Perekonomian)
Foto: Biro Humas Kemenko Perekonomian
Konferensi pers soft launching Kartu Prakerja di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (20/3). Turut hadir Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko.(Biro Humas Kemenko Perekonomian)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah resmi meluncurkan situs Kartu Prakerja yang dapat diakses di seluruh Indonesia, Jumat (20/3). Pemerintah menggandeng delapan platform digital, termasuk Bukalapak, Mau Belajar Apa, Bukalapak dan Ruangguru untuk menyebarkan informasi mengenai pelatihan yang merupakan bagian dari pelaksanaan Kartu Prakerja.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Cipta Kerja mengatakan, ini pertama kalinya pemerintah menggandeng perusahaan rintisan digital. Kerja sama ini dalam rangka menjangkau lebih banyak masyarakat.

Baca Juga

Selain marketplace dan platform pembelajaran digital, pemerintah juga menggandeng tiga mitra pembayaran, yakni Ovo, LinkAja dan BNI. "Dengan 11 mitra ini, mulai dari pendaftaran, pemilihan (pelatihan dan pembinaan), proses pelatihan hingga pembayaran insentif pasca pelatihan sudah dapat dilakukan," tutur Airlangga dalam acara peluncuran di kantornya, Jakarta, Jumat (20/3).

Airlangga mengatakan, Kartu Prakerja diharapkan dapat membantu tenaga kerja yang terdampak virus corona (Covid-19) untuk meningkatkan keterampilan melalui berbagai jenis pelatihan secara daring (online) yang dapat dipilih sesuai minat mereka masing-masing. Khususnya, tengah imbauan pemerintah untuk melakukan aktivitas dari rumah, termasuk belajar.

Selain online, pelatihan dengan Kartu Prakerja juga akan dilakukan secara offline dengan melibatkan lembaga swasta di sejumlah daerah. Untuk tahap pertama, pemerintah fokus mengembangkannya di empat daerah yakni Sulawesi Utara, Bali, Surabaya dan Kepulauan Riau.

Pelatihan dapat dilakukan secara online, offline maupun hybrid. Tapi, mengingat penyebaran Covid-19 yang sedang intensif, Airlangga  mendorong masyarakat dan mitra kerja untuk memprioritaskan pelaksanaan pelatihan online.

"Kami dorong online terlebih dahulu. Kami persilakan kepada para penyelenggara kursus yang bagus sebagai mitra penyedia pelatihan Kartu Prakerja di platform yang ada," ujar Airlangga yang juga bertindak sebagai Ketua Komite Cipta Kerja.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menjelaskan, peluncuran situs ini merupakan tahapan soft launching Kartu Prakerja. Selama dua pekan ke depan, pihaknya bersama seluruh mitra kerja terus memperkaya website dan menyempurnakan sistem. Kegiatan ini dilakukan beriringan dengan sosialisasi ke empat daerah yang ditargetkan sebagai lokasi awal pelaksanaan pelatihan.

Denni menargetkan, masyarakat sudah bisa mendaftarkan diri pada awal April. Pendaftaran akan diprioritaskan secara online untuk mencegah duplikasi atau seseorang mendaftarkan diri dengan dua akun berbeda. "Sehingga tidak bisa klaim benefit dua kali," ujar Denny yang juga Deputi III Kepala Staf Kepresidenan tersebut.

Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pengembangan Kompetensi Kerja Melalui Program Kartu Prakerja. Perpres, kartu prakerja merupakan program pengembangan kompetensi kerja yang ditujukan untuk tiga pihak. Pertama, pencari kerja. Kedua, pekerja atau buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Ketiga, pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi kerja.

Ketiga pihak itu harus memenuhi tiga persyaratan yakni, warga negara Indonesia (WNI), berusia paling rendah 18 tahun dan tidak sedang mengikuti pendidikan formal. 

Situs pelatihan akan dibuat dalam desain dan konsep yang mudah digunakan serta bergaya anak muda. Sebab, kelompok target utama pemerintah dalam Kartu Prakerja adalah pencari kerja yang usianya relatif muda. “Komitmen kami, kami sediakan informasi yang user friendly,” tutur Denni. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement