Jumat 20 Mar 2020 11:58 WIB

Taksi Online di Jabar Disemprot Desinfektan

Penyemprotan dilakukan sepekan sekali agar taksi tetap steril.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Kobanter baru Jawa Barat melakukan penyemprotan disinfektan terhadap taksi-taksi online yang beroperasi dalam rangka mencegah dan mengantisipasi penyebaran virus korona atau covid-19. Diharapkan, para penumpang tidak khawatir untuk menggunakan fasilitas taksi-taksi online tersebut. (Dok Kobanter Baru Jabar)
Foto: Dok Kobanter Baru Jabar
Kobanter baru Jawa Barat melakukan penyemprotan disinfektan terhadap taksi-taksi online yang beroperasi dalam rangka mencegah dan mengantisipasi penyebaran virus korona atau covid-19. Diharapkan, para penumpang tidak khawatir untuk menggunakan fasilitas taksi-taksi online tersebut. (Dok Kobanter Baru Jabar)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Kobanter baru Jawa Barat melakukan penyemprotan desinfektan terhadap taksi-taksi online yang beroperasi. Penyemprotan ini dilakukan dalam rangka mencegah dan mengantisipasi penyebaran virus corona atau covid-19. Setelah disemprot desinfektan, diharapkan penumpang tidak khawatir untuk menggunakan fasilitas taksi-taksi online tersebut.

"Kita lagi semprot desinfektan buat mobil taksi online. Banyak isu taksi online tidak steril," ujar Kepala Divisi Angkutan Sewa Khusus Kobanter Baru Jawa Barat, Akbar Ginanjar saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (20/3).

Baca Juga

Ia mengungkapkan, penyemprotan desinfektan kepada taksi online mulai berlangsung hari ini, Jumat (20/3) di Baros, Cimahi sejak pukul 08.00 Wib hingga pukul 16.00 WIB. Menurutnya pihaknya akan berupaya agar penyemprotan desinfektan bisa dilakukan satu minggu sekali.

"Hari ini target 50 taksi online (disemprot). Nanti kita siapkan program bertahap bersama para perusahaan aplikasi grab/gojek untuk melakukan rutin minimal satu minggu sekali," katanya.

Menurutnya, untuk mengantisipasi penyebaran corona pihaknya pun menerapkan protokol kesehatan sesuai standar. Protokol yang diterapkan diantaranya pengemudi memakai sarung tangan dan pembayaran dilakukan dan diimbau secara elektronik.

Akbar mengatakan pihaknya pun berupaya menerapkan pemakaian masker kepada pengemudi. Namun, kondisi saat ini masker sulit diperoleh dan stok di organisasi habis.

Dampak wabah corona, ia mengatakan membuat penurunan jumlah penumpang yang menggunakan taksi online. Bahkan sekitar 5 hingga 10 persen taksi online tidak beroperasi akibat terjadi penurunan tersebut.

"Sangat menurun (penumpang). Sekitar 60 sampai 70 persen," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement