Jumat 20 Mar 2020 10:33 WIB

Ekonomi Terpukul, Jokowi Minta APBN-APBD Dialihkan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tak akan capai target sebesar 5-5,4 persen

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020). (Antara/Hafidz Mubarak)
Foto: Antara/Hafidz Mubarak
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020). (Antara/Hafidz Mubarak)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah sedang mencari bantalan untuk menahan pukulan yang dialami perekonomian nasional akibat pandemi Covid-19. Salah satu cara yang ditempuh adalah memangkas belanja pusat maupun daerah nonprioritas dan mengalihkannya ke hal-hal yang mendesak saat ini.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kementerian dan pemerintah daerah mengalihkan sebagian belanja di APBN dan APBD untuk tiga pos utama, yakni upaya pengendalian Covid-19, penyaluran bantuan sosial, dan pemberian insentif bagi pelaku usaha dan UMKM. Tiga hal itu, ujar Jokowi, menjadi fokus utama belanja pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Baca Juga

 

"Saya perintahkan kementerian dan pemda untuk memangkas belanja APBN/APBD yang tidak prioritas. Anggaran perjalanan dinas, rapat-rapat, pembelian barang yang tidak prioritas untuk dipangkas," kata Jokowi dalam sambutan pembukaan rapat terbatas, Jumat (20/3).

Jokowi menyebutkan, fokus belanja untuk tigas pos tersebut diharapkan mampu menahan laju perlambatan perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi nasional, ujar Presiden, memang diakui akan terpukul oleh pandemi infeksi virus corona.

Ekonomi Indonesia diprediksi tak akan mencapai target tahun ini, yakni sebesar 5 persen hingga 5,4 persen. "Penyebaran pandemi global tidak hanya berisiko pada kesehatan masyarakat, tapi juga besar ke ekonomi dunia. Ekonomi dunia akan turun dari 3 persen ke 1,5 persen atau mungkin lebih dari itu. Indonesia yang 5-5,4 persen juga akan alami penurunan," ujar Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement