Mahfud Ajak Lembaga Keagamaan Bahas Pelaksanaan Ibadah

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto

Kamis 19 Mar 2020 14:41 WIB

Menko Polhukam Mahfud MD (kiri) berbincang dengan Mensesneg Pratikno sebelum rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/3/2020).(Antara/Sigid Kurniawan) Foto: Antara/Sigid Kurniawan Menko Polhukam Mahfud MD (kiri) berbincang dengan Mensesneg Pratikno sebelum rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/3/2020).(Antara/Sigid Kurniawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, berencana untuk mengajak lembaga keagamaan dan tokoh masyarakat berbicara mengenai pelaksanaan ibadah di bulan Ramadhan di tengah mewabahnya virus corona (Covid-19). Hingga saat ini, kata Mahfud, belum ada keputusan dari pembicaraan yang sudah dilakukan terkait hal tersebut.

"Tentang bagaimana pengumpulan orang saat tarawih, buka bersama, terutama saat mudik lebaran, itu semua sudah mulai dibicarakan tapi keputusan untuk itu belum ditetapkan," ungkap Mahfud melalui video yang Republika terima, Kamis (19/3).

Mahfud mengatakan, baru akan memulai melakukan pembicaraan dengan lembaga-lembaga keagamaan dan tokoh masyarakat untuk membahas hal tersebut. Dia meminta seluruh pihak untuk kompak dalam menghadapi semua masalah Covid-19.

"Itu saja. Nanti semua komando ada di BNPB yang menginformasikan setiap protokol dan perkembangan tentang pengendalian situasi," katanya.

Sebelumnya, pemerintah mengumumkan kenaikan jumlah kasus pasien positif virus corona. Hingga hari ini, Rabu (18/3), total kasus positif corona mencapai 227 kasus dengan penambahan jumlah pasien positif dari tanggal 17-18 Maret sebanyak 55 kasus.

"Sehingga 17 Maret pukul 12.00 WIB sampai 18 maret pukul 12 ada tambahan 55 kasus. Keseluruhan sampai hari ini ada 227 kasus positif," ujar Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto saat konferensi pers.

Ia memaparkan, sebanyak empat kasus positif ditemukan di Banten, satu kasus di Yogyakarta, 30 kasus positif di DKI Jakarta, 12 kasus di Jawa Barat dan dua kasus di Jawa Tengah. Masing-masing satu kasus ditemukan di Sumatera Utara, Lampung, Riau dan Kalimantan Timur.

"Dari proses penyelidikan yang kami lakukan dan kemandirian yang bersangkutan, ada 2 kasus positif," tambah Yurianto.