Kamis 19 Mar 2020 12:59 WIB

Tiga Skenario Nasib Liga Champions

Liga Champions terhenti di babak 16 besar.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Agung Sasongko
Liga Champions(Arsenal.com)
Foto: Arsenal.com
Liga Champions(Arsenal.com)

REPUBLIKA.CO.ID,  NYON --  Penyebaran pandemik COVID-19 tak hanya berdampak pada ajang olahraga besar di seluruh dunia. UEFA pun menghentikan sementara Liga Champions saat babak 16 besar telah rampung setengah jalan.

Pada leg pertama, beberapa pertandingan sudah digelar tanpa penonton. Namun itu dinilai masih membahayakan kesehatan pemain, ofisial dan relawan, setelah beberapa pemain dan ofisial klub dinyatakan positif COVID-19. Oleh karena itu, ada tiga kemungkinan yang bisa dipertimbangkan UEFA untuk merampungkan Liga Champions musim 2019/20 ini, dikutip dari Sportskeeda, Kamis (19/3).

Baca Juga

Pertama, kompetisi tetap berlangsung dengan skenario dua leg. Penundaan Piala Eropa 2020 telah membuat beberapa liga demestik dan turnamen klub UEFA punya cukup waktu untuk menyelesaikan kompetisi seperti biasa. Namun untuk Liga Champions, UEFA hanya tinggal menyelesaikan leg kedua babak 16 besar, meski sudah ada dua pertandingan yang telah selesai menjalani dua leg.

Kedua, ikut skema liga bangsa-bangsa. Kemungkinan ini masih cocok dengan babak 16 besar dan babak perempatfinal yang main dua leg, sebelum memainkan sistem satu leg pada semifinal dan pastinya final di Istanbul. Jika mirip dengan Liga Bangsa-Bangsa Eropa, maka kompetisi akan cepat diakhiri.

Bagaimana pun juga, dengan banyaknya negara di Eropa yang menutup negara mereka dari penerbangan untuk menghindari penyebara virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut.

Sehingga, skema ini jadi yang paling masuk akal, di saat sulitnya menjangkau akses masuk ke negara-negara tempat klub yang masih tampil di Liga Champions. Lokasi final Liga Champions juga bisa saja dipindah, mengingat level penularan di Turki yang meningkat, dan mulai menerapkan larangan perjalanan yang membuat situasi kian rumit.

Pilihan terakhir adalah yang paling pahit, yaitu tanpa ada juara musim ini. Namun ini jadi skema paling mungkin dilakukan, jika kompetisi tak segera dimulai dalam dua bulan ke depan. Jika pertandingan tidak diteruskan pada bulan Mei, klub akan dibebankan dengan pertandingan yang padat jika liga di negara masing-masing peserta dimulai lagi.

Namun yang pasti, masih kemungkinannya masih kecil kalau kompetisi sepak bola akan dimulai dalam waktu dekat, di tengah pandemik COVID-19. ''Keputusan lebih lanjut kapan pertandingan akan digelar dikomunikasikan lebih lanjut,'' jelas UEFA, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari laman resmi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement