Kamis 19 Mar 2020 10:48 WIB

LEGO Dapat Bertahan Hingga Ribuan Tahun di Laut

LEGO dapat bertahan di lingkungan mana pun dari 100 hingga 1.300 tahun.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Tim peneliti di Universitas Plymouth meneliti sejauh mana Lego dapat bertahan di laut. Ilustrasi.(Rafal Guz/EPA)
Foto: Rafal Guz/EPA
Tim peneliti di Universitas Plymouth meneliti sejauh mana Lego dapat bertahan di laut. Ilustrasi.(Rafal Guz/EPA)

REPUBLIKA.CO.ID, DENMARK—Mainan plastik yang populer mungkin meninggalkan kesan yang lebih tahan lama di Bumi daripada dalam ingatan anak-anak di seluruh dunia. Menurut penelitian baru, mainan plastik LEGO memiliki potensi untuk bertahan di lautan selama lebih dari satu milenium.

Untuk menentukan berapa lama mainan itu bisa bertahan di lingkungan laut, para peneliti dari University of Plymouth memfokuskan analisis mereka terhadap 50 potongan LEGO yang terbuat dari polimer umum. Bahan tersebut dikenal dengan acrylonitrile butadiene styrene (ABS).

Setiap bagian dikumpulkan oleh organisasi lokal di sepanjang pantai Inggris Barat Daya dan diidentifikasi menggunakan papan dan tabung yang berbeda. Dalam beberapa percobaab, nomor desain spesifik dalam struktur dalam LEGO.

Meskipun plastik di lautan persisten, para penulis menulis dalam jurnal Environmental Pollution mengungkapkan bahwa plastik masih akan mengalami degradasi foto-oksidatif. Plastik juga masih akan mengalamitekanan fisik ketika terpapar elemen-elemen, seperti perubahan warna dan hilangnya massa.

Seperti yang dilansir dari IFL Science, Selasa (17/3), setiap LEGO dicuci, ditimbang, diukur dan dibandingkan dengan blok serupa yang belum terkena elemen. Para peneliti kemudian menggunakan spektrometer sinar-X (XRF) untuk mengonfirmasi usia masing-masing bagian berdasarkan susunan kimianya.

Berdasarkan pengukuran ini, para peneliti menyimpulkan blok LEGO dapat bertahan di lingkungan mana pun dari 100 hingga 1.300 tahun. LEGO yang lebih tua memiliki keausan yang terlihat pada mereka dan menunjukkan kekuatan struktural yang lebih rendah dan berat, serta bukti patah dan berkurangnya rata-rata papan.

Dr Andrew Turner dari asosiasi profesor dalam Ilmu Lingkungan mengatakan potongan-potongan yang diuji telah dihaluskan dan dihitamkan dengan beberapa struktur telah retak dan terfragmentasi. Ini menunjukkan serta potongan-potongan yang tersisa utuh mungkin juga terurai menjadi mikro plastik.

“Sekali lagi menekankan pentingnya orang-orang membuang barang-barang bekas dengan benar untuk memastikan benda itu tidak menimbulkan masalah potensial bagi lingkungan,” kata Turner, dalam sebuah pernyataan.

Sebuah perbandingan dengan LEGO lain menunjukkan mainan laut rata-rata berusia sekitar 40 tahun. Secara teori, blok-blok itu lebih padat daripada air laut pantai dan harusnya tenggelam.

Namun tampaknya plastik ini terdampar di bawah kondisi pasang surut dan meteorologis tertentu seperti terjebak dalam rumput laut atau hanyut, setelah angin darat yang kuat dan gelombang besar. Karena plastik masing sangat baru di dunia, penulis menambahkan sulit untuk menentukan efek jangka panjang plastik di lingkungan dan berapa lama itu akan bertahan di lautan dunia.

LEGO adalah salah satu mainan anak-anak paling populer dalam sejarah. Daya tahan mainan ini selalu menarik. Diperkirakan sekitar 440 miliar bagian dan potongan LEGO telah dibuat sejak perusahaan Denmark memulai produksi pada 1949.

Hampir 30 tahun yang lalu, kontainer yang membawa plastik-plastik kecil tergelincir ke laut. Jutaan LEGO berada di pantai-pantai Inggris Barat Daya.

“Meskipun berpotensi berada di laut selama beberapa dekade, itu (LEGO) tidak berkurang secara signifikan. Namun daya tahannya sepenuhnya mengjejutkan bagi kami,” ujar Turner.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement