Kamis 19 Mar 2020 03:27 WIB

Pangandaran Tutup Destinasi Wisata

Wisatawan ke Pangandaran telah menurun drastis sejak kemunculan virus corona.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Tempat Wisata Alam (TWA) Pantai Pangandaran, Jawa Barat.(Edi Yusuf/Republika)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Tempat Wisata Alam (TWA) Pantai Pangandaran, Jawa Barat.(Edi Yusuf/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran memutuskan untuk menutup destinasi wisata selama 14 hari untuk mengantisipasi penyebaran virus corona jenis baru (Covid-19). Langkah itu diambil lantaran sudah ada kebijakan dari pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, pihaknya sudah memanggil seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan pengelola wisata untuk menyesuaikan peraturan pemerintah. Salah satunya adalah meliburkan sekolah, menghindari kontak dengan banyak orang, meliburkan sebagian aparatur sipil negara, dan menutup kawasan wisata di Pangandaran.

"Kalau kita tidak menyesuaikan, dampak jangka panjangnya akan kurang menguntungkan buat kita. Karena itu, selama dua pekan ini kita tutup," kata dia, Rabu (18/3).

Menurut dia, tanpa penutupan kawasan wisata jumlah kunjungan wisatawan ke Pangandaran telah menurun drastis sejak kemunculan virus corona. Jika kawasan wisata di Pangandaran tak ditutup, pemkab akan dianggap tidak ikut mencegah pemyebaran Covid-19.

Ia mengakui, dampak virus corona itu sangat merugikan Kabupaten Pangandaran yang bertumpu pada sektor pariwisata. Namun, kata Jeje, dengan terpaksa kawasan wisata seperti pantai harus ditutup.

"Dampak pasti ada, tapi lebih baik ditutup dari tidak. Tempat hiburan juga ditutup. Kita berupaya menutup siklus penyebaran koroba agar bisa teratasi dengan baik," kata dia.

Jeje menambahkan, hingga saat ini terdapat 15 orang dalam pemantauan (ODP) virus korona. Para ODP itu umumnya adalah buruh migran yang baru pulang dari negara tempatnya bekerja. Ia mengimbau, untuk sementara warga sebaikan tetap berada di rumah dan meminimalisir ke luar rumah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement