Rabu 18 Mar 2020 19:49 WIB

Jakarta Diterpa Corona, Pendapatan Pekerja Musik Merosot

Pendapatan pekerja musik di Jakarta merosot akibat pembatalan acara sejak ada corona.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Live music. Pendapatan pekerja musik di Jakarta merosot akibat pembatalan acara sejak ada corona.
Foto: EPA
Live music. Pendapatan pekerja musik di Jakarta merosot akibat pembatalan acara sejak ada corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai musisi, Reza Akbar mulai merasakan dampak pemberlakuan social distancing di DKI Jakarta. Pendapatannya kini merosot tajam.

Pasalnya, tempat-tempat Reza tampil menabuh drum ditutup sesuai dengan anjuran Pemprov DKI Jakarta. Otomatis, jadwal manggungnya banyak yang berkurang.

Baca Juga

"Ada yang benar-benar tutup live music-nya, seperti di salah satu mal di Serpong sampai dua bulan lamanya karena sekalian puasa,” ungkap Reza.

Bagi pekerja musik seperti Reza, pendapatannya sangat bergantung dengan jadwal tampil. Reza mengatakan, sebagian show-nya mengalami penundaan dan sebagian lain dibatalkan.

"Nggak ada manggung ya nggak ada bayaran," tutur dia.

Tak hanya pekerja musik yang terdampak badai wabah virus corona. Penyelenggara kegiatan, kru band, dan soundman pun terdampak akibat adanya anjuran social distancing.

"Kalau saya pribadi pendapatan sudah turun drastis, jadi hanya mengandalkan dari mengajar musik para murid dan ada dana darurat. Tapi ya tak lama, untung belum lockdown,” ungkap Reza.

Kepada Republika.co.id, Reza menyampaikan harapan agar pemerintah bisa menaruh perhatian bagi para pekerja harian seperti dirinya. Dia berharap penanganan akan wabah ini bisa dilakukan dengan cepat.

"Dari awal penanganannya terkesan lambat dan harus ada negosiasi dari pemerintah ke perusahaan-perusahaan swasta untuk solusi ke karyawannya serta solusi bagi pekerja harian juga,” ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement