Rabu 18 Mar 2020 17:12 WIB

Masker Kain Bergambar Lucu, Cukup Lindungi Anak dari Corona?

Anak-anak perlu memakai masker ketika terpaksa bepergian di tengah pandemi corona.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang anak memakai masker saat menunggu kereta di Stasiun Depok, Depok, Jawa Barat, Jumat (6/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Seorang anak memakai masker saat menunggu kereta di Stasiun Depok, Depok, Jawa Barat, Jumat (6/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di masa pembatasan jarak sosial untuk menghambat laju penyebaran dan penularan virus corona tipe baru, anak-anak juga harus berdiam diri di rumah. Andaikan terpaksa bepergian, pastikan anak mengenakan masker.

"Anak perlu pakai masker bila keluar rumah, apalagi jika pergi ke tempat ramai atau ke daerah yang sangat potensial terdapat pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19," kata Ketua Umum PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Aman B Pulungan SpA(K) dalam konferensi pers di Jakarta beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Di lain sisi, Aman menjelaskan bahwa masker tidak boleh dipakai terlalu lama. Masker tidak boleh dipakai 24 jam.

"Makanya anak harus di rumah. Jangan keluar," ujarnya.

 

Anak terkadang sulit menggunakan masker karena memang terasa tidak nyaman. Bolehkah memberikan masker kain bergambar lucu agar lebih bisa menarik anak memakainya?

"Tidak boleh karena masker sudah ada standarnya," kata Aman.

Sementara itu, dalam wawancara terdahulu, Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia, Moh Adib Khumaidi, menjelaskan bahwa masker kain sebetulnya hanyalah penghalang sinar matahari. Masker kain tak cukup untuk melindungi penggunanya dari risiko tertular penyakit, termasuk dari infeksi virus corona tipe baru.

Bahannya juga tebal dan pengap. Jadi, selain tidak bisa menangkal virus, ini juga tidak nyaman digunakan dalam jangka panjang,” ungkapnya.

Dalam kesempatan terpisah, Kementerian Kesehatan menjelaskan, masyarakat tidak perlu menggunakan masker N95 untuk proteksi diri agar terhindar dari virus. Masker tersebut tidak ditujukan untuk perlindungan kesehatan.

"Masker N95 itu bukan didesain untuk masker kesehatan, itu untuk laboratorium," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Perlindungan Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Yurianto, masyarakat cukup menggunakan masker biasa yang sering digunakan oleh dokter ataupun perawat di rumah sakit. Masker tersebut biasa disebut masker bedah atau masker medis.

Yurianto mengingatkan masyarakat agar menggunakan masker secara benar dengan seluruh bagian antara hidung hingga mulut tertutup. Virus ataupun bakteri paling sering menginfeksi bagian mukosa seperti di lubang hidung dan mulut. Oleh karena itu, dia mengingatkan agar masyarakat juga tidak menyentuh bagian tersebut dengan tangan yang kotor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement