Rabu 18 Mar 2020 17:06 WIB

Harga Tinggi, Pemprov Lampung Gelar OP Gula

OP diharapkan dapat menekan harga gula di pasaran yang sudah mencapai Rp 17 ribu per

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Pekerja mengemas gula pasir ke dalam plastik (ilustrasi)
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Pekerja mengemas gula pasir ke dalam plastik (ilustrasi)

BANDAR LAMPUNG -- Harga tinggi dan stok kurang membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menggelar Operasi Pasar (OP) gula pasir di 15 kabupaten/kota di Lampung, Rabu (18/3). OP diharapkan dapat menekan harga gula di pasaran yang sudah mencapai Rp 17 ribu per kg.

OP gula pasir tersebut digelar Kota Bandar Lampung dan daerah-daerah di Lampung. Pasokan gula pasir diperoleh dari perusahaan dan pabrik gula di Lampung seperti PT Sugar Group Companies, PT Gunung Madu Plantation, PT Pemuka Sakti Manis, dan PTPN VII.

Baca Juga

“Gula dari perusahaan tersebut sudah dikirim ke daerah-daerah dan dibagi tidak menumpuk lagi,” kata Gubernur Lampung Arinal Djunaidi di Bandar Lampung, Rabu (18/3). Arinal menyaksikan langsung pelaksanaan OP gula di Pasar Pasir Gintung Kota Bandar Lampung.

OP gula pasir di Kota Bandar Lampung tersebut dijual dengan harga normal Rp 12 ribu per kg. Sedangkan harga gula saat ini sudah mahal berkisar Rp 16.500 sampai Rp 17 ribu per kg. Warga antusias membeli gula dengan harga normal, namun kondisi keuangan yang kurang membuat warga tidak banyak memborong.

 

Menurut Arinal Djunaidi, OP gula diharapkan dapat menekan harga gula yang terus melambung mencapai Rp 17 ribu per kg. Selain itu, OP gula juga untuk menjaga kedaulatan pangan masyarakat di Lampung yang memiliki pabrik dan perusahaan gula terbesar.

Mantan Sekdaprov Lampung tersebut menyatakan, OP gula terus akan digelar hingga menjelang Ramadhan. Menurut dia, OP gula dapat menstabilkan harga yang ada di pasaran, sehingga berangsur-angsur harga gula kembali normal dan warga tidak sulit mendapatkan dan membelinya.

OP gula juga digelar di daerah-daerah, terutama yang masih mengalami krisis gula pasir. Arinal menyatakan, stok gula masih tersedia cukup, sehingga warga tidak perlu khawatir dan cemas dengan stok gula. Sedangkan harga dapat berangsur normal, jika semua daerah melakukan OP gula.

Kegiatan pasar murah tersebut dibatasi dengan pembelian dua kilogram gula per orang. Pembelian dengan partai besar tidak dilayani. Dan petugas juga tetap mengawasi pengaturan OP agar lebih efektif dan efisien dan mengenai sasaran. Pada OP tersebut gubernur menginstruksikan stok gula yang dipasarkan sampai habis, besoknya digantikan stok baru.

Sugandi, warga Bandar Lampung menyambut baik OP gula dengan harga normal di pasar. Namun, ia menyatakan OP gula tidak cukup akan tetapi tetap menjamin pasokan gula pasir di tingkat eceran, yang saat ini dipermainkan pemodal besar.

“Harga gula naik dan mahal itu bukan karena permintaan banyak. Tapi, karena permainan pasar, stok gula kosong permintaan jadi banyak, harga jadi naik. Bapak gubernur harus jamin pasokan gula dari pabrik ke toko-toko aman setiap harinya,” ujar wiraswastawan tersebut. 

Selama ini, ujar dia, yang terjadi toko-toko sembako tidak ada pasokan gula dari agen atau distributor. Sedangkan distributor tidak mendapat order dari pabrik gula, sehingga terjadi kekosongan beberapa pekan, harga gula menjadi naik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement