Rabu 18 Mar 2020 16:27 WIB

RNI Kejar Produksi Dua Juta Masker

Upaya mengejar produksi terkendala bahan baku dari negara yang lockdown.

 Calon penumpang kereta api mengenakan masker di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Ahad (15/3). (Republika/Abdan Syakura)
Foto: Republika/Abdan Syakura
Calon penumpang kereta api mengenakan masker di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Ahad (15/3). (Republika/Abdan Syakura)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyampaikan bahwa salah satu BUMN, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI sedang berupaya untuk mengejar memproduksi masker. RNI menargetkan produksi dua juta lembar untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

"Produksi masker sebanyak dua juta bukan itu semuanya oleh RNI. RNI kerja sama dengan pabrikan lokal, jadi RNI order supaya cepat," ujar Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga melalui video conference di Jakarta, Rabu (18/3).

Baca Juga

Saat ini, lanjut dia, RNI sedang memesan bahan baku masker dari India, Perancis, dan China. Namun, pemesanan bahan baku itu sedikit terkendala karena negara itu sedang menerapkan kebijakan lockdown (menutup kota atau negara).

Maka itu, lanjut dia, Kementerian BUMN akan menggunakan skema Government to Government (G2G) dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku masker di dalam negeri.

"Sekarang ini kebutuhan alat kesehatan di mana-mana. Jadi karena kebutuhan di mana-mana hampir semua negara mencari, akhirnya kami akan negosiasi G2G. Jadi kami BUMN sudah kejar betul," katanya.

Ia menyampaikan negara-negara itu masih berkenan untuk melakukan impor bahan baku masker ke Indonesia. "Kalau bahan baku, mereka masih oke, asal bukan masker langsung," ucapnya.

Ia menambahkan RNI akan mendistribusikan masker ke PT Kimia Farma (Persero) Tbk dan pemerintah daerah. "Kimia Farma akan distribusi ke publik, RNI juga bisa langsung Pemda," katanya.

Sebelumnya, RNI menyebut bahan baku lapisan dalam masker yang diimpor dari luar negeri merupakan komponen krusial dalam produksi masker.

"Komponen lapisan dalam, kalau untuk kainnya kita bisa ambil dari produsen lokal, perihal asli atau KW pun tidak masalah kalau sedang dalam kondisi darurat atau emergency. (lapisan dalam) Itu yang tidak bisa kita produksi," ujar Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo di Jakarta, Jumat (6/3).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement