Rabu 18 Mar 2020 14:49 WIB

Bank Indonesia Diperkirakan akan Pangkas Suku Bunga Acuan

Penurunan suku bunga acuan dilakukan merespons mewabahnya virus corona.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan saat Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Maret 2020 yang berakhir pada Kamis (19/3).
Foto: Puspa Perwitasari/Antara
Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan saat Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Maret 2020 yang berakhir pada Kamis (19/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan saat Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Maret 2020 yang berakhir pada Kamis (19/3). Pada RDG bulan sebelumnya, bank sentral memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen. 

Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan suku bunga acuan akan kembali turun 25 bps menjadi 4,5 persen. Hal ini sebagai respons atas mewabahnya virus corona yang menekan perekonomian global maupun domestik. 

Baca Juga

"Pelonggaran kebijakan moneter dapat meminimalkan dampak negatif ke perekonomian," ujarnya kepada wartawan saat dihubungi, Rabu (18/3).

Selain itu, pemangkasan suku bunga acuan juga sejalan dengan langkah bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) yang juga telah menurunkan suku bunga acuan atau Fed Funds Rate menjadi nol persen sampai 0,25 persen. Bahkan, bank sentral negara lain pun telah melakukan langkah serupa untuk menjaga perekonomian dalam negeri dari tekanan pandemi virus corona.

"Pemangkasan suku bunga acuan BI (dilakukan) dengan melihat assement suku bunga global," jelasnya.

Sedangkan dari sisi fiskal, Josua menyebut berbagai kebijakan masih bisa dieksplorasi, sebab Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memperpanjang darurat bencana corona hingga 29 Mei 2020. Tekanan ini bisa berdampak lebih besar pada perekonomian khususunya pada kuartal I 2020. 

Josua merinci, beberapa bank sentral di kawasan Asia Pasifik juga turut merespons tekanan pandemi virus corona di antaranya bank sentral New Zealand yang memangkas suku bunga acuan 75 bps menjadi 0,25 persen, bank sentral Korea Selatan memangkas suku bunga acuan 50 bps menjadi 0,75 persen, hingga bank sentral China yang menyuntikkan likuiditas sebesar 100 miliar yuan ke perekonomiannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement