Rabu 18 Mar 2020 12:36 WIB

Jokowi Minta Menteri Perbaiki Ekosistem Logistik Nasional

Indeks logistik nasional dalam negeri masih di bawah Thailand dan VIetnam.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak
Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya agar fokus memperbaiki ekosistem logistik nasional di tengah kasus virus corona yang makin meningkat di Indonesia. Hal ini disampaikan Presiden saat membuka rapat terbatas terkait penataan ekosistem logistik nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (18/3).

“Saya yakin dengan kerja yang fokus, dengan peta jalan roadmap program yang jelas dan terukur maka sistem logistik nasional negara kita menjadi lebih efisien,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, logistic performance index Indonesia pada 2018 berada di peringkat 46. Peringkat Indonesia ini berada di bawah Singapura yang berada di peringkat 7, Cina (peringkat 26), Thailand (peringkat 32), Vietnam (peringkat 39), Malaysia (peringkat 41), dan India (peringkat 44).

“Begitu pula di peringkat trading across borders yang memengaruhi ease of doing business  (kemudahan berbisnis) dalam dua tahun terakhir kita masih stagnan di peringkat 116,” kata Jokowi menambahkan.

 

Jokowi menilai kunci utama dari masalah ini adalah perbaikan ekosistem logistik nasional Indonesia yang masih belum efisien, baik dari sisi waktu maupun biaya. Meskipun pemerintah telah membahasnya pada 3-4 tahun lalu, hingga kini masalah ini belum dapat dituntaskan.

Saat ini biaya logistik Indonesia tertinggi dibandingkan dengan lima negara ASEAN lainnya, yakni masih sebesar 24 persen dari PDB atau setara dengan Rp 3.560 triliun.

“Padahal, biaya logistik (dan) biaya transportasi merupakan komponen terbesar dan transportasi yang tidak reliable membuat biaya inventori semakin meningkat,” ucapnya.

Presiden ingin agar biaya logistik ini menjadi lebih terbuka dan kompetitif serta layanan logistik menjadi lebih murah dan cepat. Menurut dia, birokrasi pemerintahan saat ini masih ruwet. Bahkan, kementerian/lembaga masih berjalan sendiri-sendiri dan menunjukkan adanya ego sektoral.

“Belum ada platform logistik dari hulu sampai hilir. Ini penting sekali. Jadi, platform logistik dari hulu sampai hilir harus betul-betul kita bangun dengan sistem terintegrasi dengan penerapan teknologi yang baik,” kata dia.

Jokowi juga menilai tata ruang logistik saat ini masih tak efisien. Menurut Presiden, penempatan terminal pelabuhan ataupun depo kontainer yang tidak tepat justru akan memperbesar inefisiensi.

Karena itu, Presiden menginstruksikan jajarannya agar ekosistem logistik nasional ini diperbaiki dan dibangun terpadu dari hulu hingga hilir. Selain itu, ia juga meminta agar platform logistik yang terintegrasi dirancang, mulai dari single submission, single filling, single payment channel, single risk management, dan single monitoring.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement