Rabu 18 Mar 2020 12:42 WIB

Jerman dan AS 'Bergulat' Kuasai Vaksin Corona

Presiden AS Donald Trump berusaha membujuk sebuah laboratorium di Jerman untuk mengembangkan vaksin khusus bagi AS. Meski begitu, perusahaan tersebut bantah klaim penjualan perusahaan atau teknologi yang mereka miliki.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
picture-alliance/dpa/Hao Yuan
picture-alliance/dpa/Hao Yuan

Pemerintah Jerman dan Amerika Serikat (AS) tengah 'bergulat' untuk menguasai CureVac, sebuah perusahaan di Jerman, yang saat ini tengah bekerja menemukan sebuah vaksin untuk virus corona, demikian seperti dilaporkan oleh surat kabar Jerman, Welt am Sonntag.

Outlet media terkemuka Jerman itu dengan mengutip seorang sumber yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump menawarkan uang dalam jumlah besar kepada para ilmuwan Jerman yang tengah mengerjakan vaksin virus corona. Trump disebut ingin mendapatkan hak ekslusif atas temuan mereka.

Meski begitu, melalui sebuah rilis berita pada hari Minggu (15/03), perusahaan tersebut membantah "klaim tentang adanya isu penjualan perusahaan atau teknologi apapun yang ada di dalam perusahaan".

Welt am Sonntag dengan mengutip seorang sumber anonim pemerintah Jerman mengatakan bahwa Trump melakukan segala upaya untuk mendapatkan vaksin bagi Amerika Serikat, "tetapi hanya untuk AS."

Vaksin 'untuk seluruh dunia'

Minggu (15/03), Kepala Investor terbesar dari CureVac mengatakan bahwa kontrak ekslusif dengan AS tidak mungkin dilakukan.

"Kami ingin mengembangkan vaksin yang digunakan untuk seluruh dunia, bukan untuk negara tertentu," kata Kepala Eksekutif dievini Hopp Bio Tech Holding, Christof Hettich, kepada surat kabara Mannheimer Morgen. Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan pers perusahaan tersebut.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan kepada televisi publik Jerman bahwa pengambilalihan perusahaan tidak termasuk dalam opsi yang bisa dilakukan. Ia menyebut bahwa kementerian "telah melakukan pembicaraan yang baik dengan perusahaan selama dua minggu terakhir."

Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer mengatakan bahwa masalah tersebut akan dibahas pada Senin (16/03), dalam komite krisis yang baru dibentuk oleh pemerintah. Sementara, Menteri Ekonomi Peter Altmaier mengatakan kepada TV publik Jerman bahwa "Jerman bukan untuk dijual."

Untuk diketahui, CureVac berpusat di Tübingen, sebuah kota di Jerman baratdaya. Perusahaan ini bekerja sama dengan Institut Paul Ehrlich, yang terhubung dengan Kementerian Kesehatan Jerman. Perusahaan ini juga memiliki fasilitas lain di Frankfurt dan di Boston, AS.

CureVac berharap akan memiliki vaksin percobaan pada bulan Juni atau Juli. Setelah itu, perusahaan akan mengajukan persetujuan untuk melakukan pengujian vaksin pada manusia. Penelitian terhadap beberapa kemungkinan vaksin telah dimulai, namun nantinya dua vaksin yang paling menjanjikan akan dipilih untuk digunakan pada tes klinis, demikian kata co-founder CureVac dan kepala produksi Florian von der Mülbe kepada Reuters, Jumat (13/03).

Pertemuan dengan Trump

Pada Sabtu (14/03), Trump dinyatakan negatif virus corona setelah menjalani tes karena berpotensi terkena virus dari beberapa kasus.

Wabah COVID-19 yang berawal dari Cina, kini telah menyebar ke seluruh dunia dengan lebih dari 156.000 kasus positif dan 5.800 angka kematian. Meski begitu, lebih dari 70.000 orang telah dinyatakan sembuh dari virus ini.

Pada 2 Maret, CEO CureVac saat itu, Daniel Menichella menghadiri pertemuan di Gedung Putih untuk membahas pengembangan vaksin virus corona dengan Trump bersama anggota gugus tugas coronanya.

Namun pada 11 Maret, perusahaan mengumumkan bahwa Menichella akan digantikan oleh pendiri perusahaan Ingmar Hoerr, tanpa memberikan alasan mengapa ia digantikan.

gtp/rap (Reuters, dpa, AFP)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement