Rabu 18 Mar 2020 07:38 WIB

Pengembang Vaksin Virus Corona Jerman Tolak Tawaran AS

AS ingin mengakuisisi produsen vaksin Jerman CureVac.

Virus corona jenis baru.(Republika)
Foto: Republika
Virus corona jenis baru.(Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Perusahaan biotek Jerman, CureVac, pada Selasa (17/3) membantah telah menerima tawaran Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mengakuisisi perusahaan atau asetnya. CureVac berada di tengah perselisihan antara Pemerintah AS dan Jerman terkait keinginan AS untuk mendapatkan akses ke vaksin virus corona yang tengah dikembangkan oleh CureVac.

Para pemimpin Uni Eropa (UE) pada Rabu (18/3) akan membahas melalui konferensi video bagaimana mencegah AS untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan riset yang berbasis di UE di garis depan dalam pengembangan obat-obatan dan vaksin terhadap virus corona, menurut para pejabat.

Baca Juga

Media melaporkan bahwa Washington telah mencoba untuk mendapatkan akses ke vaksin tersebut. Usaha tersebut menimbulkan reaksi politik di Jerman, dengan Menteri Ekonomi Peter Altmaier dan Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer menyuarakan dukungan untuk menjaga CureVac Jerman.

Tawaran pembukaan AS pertama kali dilaporkan oleh Welt am Sonntag dan dikonfirmasi ke Reuters oleh sumber-sumber Pemerintah Jerman. Namun, Duta Besar AS untuk Jerman Richard Grenell mengatakan di Twitter bahwa laporan surat kabar Jerman salah.

CureVac pada Selasa (17/3) berusaha mengecilkan setiap langkah AS. "Tidak ada dan tidak ada tawaran dari AS, baik dalam hal mengambil alih perusahaan maupun untuk membuat slot produksi secara eksklusif," kata pejabat eksekutif CureVac, Franz-Werner Haas, kepada wartawan dalam panggilan konferensi. Ia menambahkan bahwa para ilmuwannya juga belum terpikat untuk pindah.

Perusahaan yang berbasis di Tuebingen, yang didukung oleh Yayasan Bill & Melinda Gates, mengatakan, pihaknya berharap untuk memiliki vaksin eksperimental yang siap pada bulan Juni atau Juli, kemudian mencari lampu hijau dari regulator untuk pengujian pada manusia.

Jika berhasil dalam uji klinis, pihaknya akan siap untuk memproduksi hingga 10 juta dosis dalam satu siklus produksi yang biasanya berlangsung beberapa pekan. Diperlukan lebih dari satu dosis untuk mengimunisasi seseorang.

"Output dapat naik hingga 1 miliar dosis dalam satu siklus produksi tunggal," kata Chief Production Officer CureVac, Florian von der Muelbe, di sebuah lokasi pabrik baru yang sedang direncanakan perusahaan untuk dibangun dengan dukungan finansial dari UE.

CureVac memang mengatakan pada awal bulan ini bahwa CEO saat itu, Daniel Menichella, bertemu dengan Presiden AS Donald Trump, Wakil Presiden AS Mike Pence, anggota gugus tugas coronavirus Gedung Putih dan perusahaan farmasi untuk membahas vaksin.

Salah satu pendiri SAP, Dietmar Hopp, yang memiliki lebih dari 80 persen saham di CureVac, mengatakan pada hari Senin (16/3) bahwa ia juga telah mempertimbangkan pendekatan AS.

Hopp yang juga pemilik tim sepak bola Bundesliga Jerman Hoffenheim ditanyai tentang minat AS terhadap hak eksklusif untuk vaksin CureVac yang sedang dikembangkan.

"Dia (Trump) berbicara kepada perusahaan dan saya segera diberi tahu tentang hal itu dan ditanya apa yang saya buat tentang itu dan saya segera tahu ini keluar dari pertanyaan," katanya seperti dikutip di situs Sport1 Jerman.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement