Rabu 18 Mar 2020 00:58 WIB

Dokter Jelaskan Penyebab Covid-19 Begitu Cepat Penyebarannya

Mengapa Covid-19 begitu cepat penyebarannya?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Cegah penyebaran dan penularan Covid-19, petugas Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada salah satu stan di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2020). Covid-19 begitu mudah dan cepat menyebar sejak kasusnya ditemukan pada akhir Desember 2019.
Foto: ANTARA FOTO
Cegah penyebaran dan penularan Covid-19, petugas Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada salah satu stan di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2020). Covid-19 begitu mudah dan cepat menyebar sejak kasusnya ditemukan pada akhir Desember 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit Covid-19 begitu mudah dan cepat menyebar sejak kasusnya ditemukan pada akhir Desember 2019. Tidak hanya menyerang warga di China sebagai lokasi awal merebaknya, virus corona tipe baru itu juga menginfeksi masyarakat di 127 negara, termasuk Indonesia.

Mengapa virus ini menular begitu cepat, mudah, dan luas penyebarannya?  Dr Darmawan Budi Setyanto SpA(K) menjelaskan, penyakit corona adalah penyakit infeksi yang menyerang sistem pernapasan dan bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain.

Baca Juga

"Penyakit infeksi di saluran napas ini memang berpotensi menular lebih cepat karena kita semua bernapas dan kumannya akan disemburkan lewat percikan (droplet) saat kita bernapas, apalagi batuk atau bersin," ujar dokter dari perwakilan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Anak IDAI, di Jakarta, awal pekan ini.

Percikan tersebut, menurut Darmawan, bisa mengontaminasi permukaan benda-benda sekitar mereka. Andaikan orang lain memegang benda yang tercemar droplet penderita Covid-19 kemudian mengusap wajahnya, kuman dapat masuk melalui mukosa, yakni jaringan permukaan dalam tubuh di mata, hidung, dan mulut.

"Mukosa mudah ditembus dan kemudian virus akan masuk saluran napas," kata Darmawan.

Percikan dari penderita Covid-19 bisa terlontar sekitar satu sampai dua meter. Kalau orang yang berdekatan terpercik langsung atau orang yang memegang bekas droplet-nya, orang itu akan tertular juga oleh pasien Covid-19.

"Penyakit-penyakit yang menyerang saluran napas penularannya jadi lebih mudah," ujarnya.

Darmawan menjelaskan, sistem pernapasan dimulai dari hidung, kemudian turun ke bawah ke trakea, bercabang bronkus, kemudian bercabang-bercabang lagi di dalam jaringan paru-paru. Bagian pertama dari sistem pernapasan merupakan salurannya dan bagian kedua ialah paru.

"Penyakit corona ini bisa menyerang seluruh sistem pernapasan, baik saluran maupun parunya," ungkap Darmawan.

Andaikan virus menyerang saluran pernapasannya saja, menurut Darmawan, orang akan mengalami selesma (commond cold). Penyakit ini sering keliru disebut flu.

"Kenapa keliru? Karena flu adalah nama virus," kata Darmawan.

Ketika virus mengusik saluran pernapasan saja, menurut Darmawan, orang akan merasakan gejala ringan, mulai dari batuk, pilek, dan bisa disertai napas grok-grok. Kalau organ yang diserang adalah saluran pernapasan dan paru, penderitanya akan mengalami pneumonia atau radang paru.

"Ini yang berpotensi mematikan," ungkapnya.

Covid-19 gejala awalnya adalah batuk dan pilek yang disertai demam. Sebagian kemudian gejalanya menjadi sesak napas. Inilah yang menunjukkan bahwa proses penyakitnya sudah mencapai ke paru.

Darmawan mengungkapkan, orang dalam pemantauan (ODP) bisa jadi memiliki gejala batuk atau pilek. Ketika itu terjadi, yang terkena adalah saluran pernapasan, belum parunya.

"Kalau sudah bergejala sesak itu yang disebut pasien dalam pengawasan (PDP). Pnyakitnya sudah kena parunya, bukan hanya salurannya," kata Darmawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement