Rabu 18 Mar 2020 06:14 WIB

Peninggalan Konstantinopel di Istanbul

Konstantinopel adalah pusat urban terbesar dan terkaya di Mediterania Timur.

Lukisan kota Konstantinopel saat dibangung Kaisar Konstantin (smithsonianmag.com )
Foto: smithsonianmag.com
Lukisan kota Konstantinopel saat dibangung Kaisar Konstantin (smithsonianmag.com )

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konstantinopel adalah ibu kota dari berbagai kekaisaran/kesultanan. Mula pertama ia adalah ibu kota Kekaisaran Romawi (330-395), ibu kota Kekasiraan Byzantium/Romawi Timur (395-1204) dan 1261-1453), kekaisaran latin (1204-1261), dan kemudian menjadi ibu kota Kekaisaran Ottoman (1453-1922). Terakhir, ia menjadi ibu kota Turki dan berganti nama menjadi Istanbul pada 1930.

Letaknya strategis antara Golden Horn dan Laut Marmara, pertemuan Eropa dan Asia. Di abad pertengahan, Konstantinopel Byzantium merupakan ibu kota pemerintahan Kristen, menggantikan Roma dan Yunani.

Baca Juga

Di abad pertengahan itu pula, Konstantinopel merupakan kota terbesar dan terbersih di Eropa sehingga disebut Queen of Cities. Diukur dari teknologi, seni, dan budaya, tak ada yang bisa menyamai Konstantinopel untuk seribu tahun di Eropa.

Aslinya, kota ini dibangun sebagai Byzantium di awal ekspansi kolonial Yunani. Penemuan kota ini terjadi 17 tahun setelah penemuan Chalcedon, sekitar 668 SM. Kaisar Konstanstin kemudian membangun kota baru di situs sini. Konstantinopel jatuh ke Ottoman pada pada Selasa, 29 Mei 1453, setelah lebih dari 1.100 tahun menjadi kota utama di kekaisaran timur dan ibu kota Kekaisaran Romawi setelah tumbangnya kekaisaran barat.

Kaisar Konstanstin membangun kembali kota ini, karena telah menjadi kota yang strategis dan penting dalam perdagangan. Kota ini menghubungkan Asia dengan Eropa dengan pelabuhan istimewa di Golden Horn.

photo
Pemandangan Kota Istanbul pada 1453. - (arabicpost)

Konstantinopel adalah pusat urban terbesar dan terkaya di Mediterania Timur selama Kekaisaran Romawi. Sebagai kota terbesar dan terkaya di Eropa, Konstantinopel mempunyai pengaruh kuat di kehidupan budaya dan ekonomi di Mediterania.

Para pengunjung dan para pedagang mencari biara dan gereja yang indah di kota, terutama Hagia Sophia. Hagia Sophia dikenal juga sebagai gereja Holy Wisdom, gereja terbesar di abad pertengahan.

Sejak zaman pemerintahan Kemal Attartuk, Hagia Sophia dijadikan museum (tepatnya pada 1935), dikenal sebagai Museum Ayasofya. Sebelum menjadi museum, gereja ini pernah diubah fungsi menjadi masjid kerajaan pada 1453 oleh Sultan Ottoman, Mahmud II.

Hagia Sophia dikenal dengan mozaik seninya yang luar biasa. Kini sebagai museum, Hagia Sophia mengabadikan berbagai mozaik Kristen dan Islam, termasuk tulisan Arab 'Allah' dan 'Muhammad'.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement