Selasa 17 Mar 2020 22:49 WIB

TNI dan Polisi Terus Kejar Separatis di Tembagapura

Empat separatis di Papua tewas dalam kontak senjata pada Ahad.

Warga menunggu proses evakuasi oleh personel TNI dan Polri dari perkampungan Distrik Tembagapura di Kabupaten Mimika, Papua, Ahad (8/3/2020) malam WIT. (Antara/Sevianto Pakiding)
Foto: Antara/Sevianto Pakiding
Warga menunggu proses evakuasi oleh personel TNI dan Polri dari perkampungan Distrik Tembagapura di Kabupaten Mimika, Papua, Ahad (8/3/2020) malam WIT. (Antara/Sevianto Pakiding)

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA --  Kepala Kepolisian Resor Mimika, Papua AKBP I Gusti Gede Era Adhinata menegaskan aparat gabungan TNI dan Polri terus melakukan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang selama ini melakukan teror penembakan di wilayah Distrik Tembagapura. Aparat ingin memberikan jaminan rasa aman ke masyarakat.

"Yang jelas, kami akan terus mengejar dan berupaya melakukan penangkapan terhadap KKB yang ada di sekitar Tembagapura untuk memberikan perlindungan dan jaminan rasa aman kepada masyarakat. Kami harus memastikan situasi di sekitar Tembagapura aman agar masyarakat bisa kembali ke kampung mereka. Kami tidak mau masyarakat menjadi korban," kata AKBP Era Adhinata di Timika, Selasa.

Baca Juga

Kapolres mengatakan peristiwa kontak senjata antara aparat gabungan TNI-Polri dengan KKB terjadi pada Ahad (15/3) yang menewaskan empat anggota KKB dan dua lainnya terluka di daerah Wini, Tembagapura. Lokasi itu diketahui merupakan markas KKB pimpinan Seltius Waker.

"Dulu sebelum kasus penyanderaan warga pada bulan Oktober 2017, Seltius Waker merupakan salah satu pimpinan KKB Tembagapura. Saat kami melakukan penegakan hukum terhadap kelompok ini, mereka kabur ke Ilaga dan kemudian mengajak teman-temannya dari Ilaga untuk kembali menguasai tempat itu," jelas AKBP Era Adhinata.

Saat kontak tembak itu, aparat juga mengamankan beberapa pucuk senjata api dan alat-alat tajam seperti busur dan anak panah serta parang. Kapolres mengakui belum semua perkampungan sekitar Tembagapura sudah dikuasai oleh aparat TNI dan Polri.

"Sebagian sudah kita kuasai. Tentunya ada strategi lebih lanjut untuk segera mengamankan seluruh kampung-kampung di sekitar Tembagapura khususnya Kampung Opitawak dan Banti. Kami tidak akan gegabah masuk ke sana untuk meminimalisasi jatuhnya korban dari aparat kita," ujarnya.

Kelompok KKB diketahui terus menebarkan teror di sekitar Kota Tembagapura, salah satunya dengan membakar gedung Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Jemaat Sinai, Kampung Opitawak, Distrik Tembagapura.

Kapolsek Tembagapura AKP Hermanto mengatakan pembakaran gedung gereja GKII Kampung Opitawak dilakukan oleh KKB pimpinan Lekagak Telenggen dan Joni Botak pada Kamis, 12 Maret 2020.

Semenjak terjadi kontak tembak dengan aparat TNI dan Polri, KKB diketahui menjadikan gedung gereja itu sebagai pos untuk bersembunyi dari kejaran aparat.

“Gereja tersebut sebelumnya ramai dikunjungi oleh masyarakat Kampung Opitawak untuk melakukan berbagai kegiatan ibadah, tapi sudah beberapa pekan belakangan semenjak KKB menebar teror di wilayah tersebut, masyarakat akhirnya harus mengalah,” kata AKP Hermanto.

Dari foto yang beredar, terlihat bangunan gereja GKII Jemaat Sinai, Kampung Opitawak tersebut hanya menyisakan rangka atap yang masih terlalap api. Juga terlihat seseorang laki-laki mengenakan kalung noken motif merah biru berada di dekat lokasi gedung gereja yang sedang terbakar itu.

AKP Hermanto mengatakan KKB yang beberapa waktu terakhir memasuki kampung-kampung di sekitar Kota Tembagapura tidak memiliki tempat tinggal tetap.

Kelompok bersenjata itu kemudian mengancam masyarakat untuk menjadikan gedung gereja sebagai markas pertahanan mereka.

Karena alasan itu pula, warga Kampung Opitawak dan kampung-kampung di sekitar itu seperti Banti 1, Banti 2 dan Kimbeli meminta aparat TNI dan Polri untuk mengevakuasi mereka ke Timika.

Kejadian pembakaran fasilitas umum bukan baru pertama kali dilakukan oleh KKB. Sebelumnya pada 6 Februari 2018, KKB juga membakar gedung sekolah SD-SMP Negeri Satu Atap Banti, RS Waa-Banti milik Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement