Selasa 17 Mar 2020 21:21 WIB

Warga Paris Mengungsi ke Pedesaan Hindari Lockdown

Warga pedesaan kuatir pengungsi dari Paris justru membawa corona.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Indira Rezkisari
Lapangan di sekitar Museum Louvre, Paris, Prancis, sangat sepi, Selasa (17/3). Prancis resmi memberlakukan penguncian atau lockdown selama 15 hari ke depan.
Foto: AP Photo/Thibault Camus
Lapangan di sekitar Museum Louvre, Paris, Prancis, sangat sepi, Selasa (17/3). Prancis resmi memberlakukan penguncian atau lockdown selama 15 hari ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Warga Paris memadati stasiun kereta api dan kendaraan memadati jalan raya pada Selasa (17/3) pagi untuk mengungsi sebelum kota tersebut dikunci atau lockdown. Mereka rata-rata mengungsi ke area pedesaan di luar kota Paris.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, memerintahkan pembatasan ketat dengan melakukan penutupan atau lockdown sebagai upaya untuk memperlambat penyebaran virus korona. Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran mengatakan, keputusan lockdown tidak hanya berlaku di ibu kota saja namun mencakup seluruh negara termasuk wilayah pedesaan.

Baca Juga

Di Paris Gare du Nord, sebagian besar penumpang mengenakan masker sambil menunggu kedatangan kereta api. Seorang jurnalis pendidikan, Camille dan seorang rekannya berada di antara para penumpang yang hendak mengungsi ke wilayah pedesaan atau pinggiran kota Paris. Mereka berencana untuk bekerja dari jarak jauh.

"Kami lebih suka berada di lingkungan yang lebih terbuka, di rumah yang lebih besar dengan taman, daripada di apartemen Paris," kata Camille yang bepergian ke rumah ibunya di Prancis utara.

Prancis mengonfirmasi kasus virus corona mencapai 6.600 dengan jumah kematian sekitar 148. Presiden Macron memerintahkan lockdown dimulai pada Selasa siang. Seluruh warga dilarang keluar rumah, kecuali untuk kebutuhan yang mendesak misalnya bekerja, membeli makanan, atau pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

Pemerintah mengerahkan 100 ribu polisi untuk berpatroli selama lockdown. Selain itu, tentara juga akan ditugaskan untuk membantu memindahkan orang ke rumah sakit.

Menteri Transportasi Jean Baptiste Djebbari mengatakan, operasional kereta cepat TGV akan dikurangi selama lockdown berlangsung. Pengurangan jadwal operasional kereta cepat bertujuan untuk membantu mencegah penyebaran virus corona.

Sebagian besar warga yang tinggal di sejumlah provinsi di Prancis mengaku khawatir dengan kedatangan orang-orang dari kota Paris. Kedatangan mereka dinilai dapat membawa virus corona ke wilayah pedesaan maupun sekitarnya.

"Orang Paris melarikan diri dari kota dan akan menginfeksi provinsi, mereka ini egois," tulis seorang warganet di Twitter, dilansir dari Reuters.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement