Rabu 18 Mar 2020 00:30 WIB

Harapan Perawat Indonesia di Tengah Badai Corona

Persatuan Perawat Nasional berharap perlindungan perawat juga diperhatikan pemerintah

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Yudha Manggala P Putra
Perawat dengan mengenakan pakaian APD (Alat Pelindung Diri) berupa baju Hazmat (Hazardous Material) melayani pasien COVID-19 (Corona Virus Desease). Ilustrasi
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Perawat dengan mengenakan pakaian APD (Alat Pelindung Diri) berupa baju Hazmat (Hazardous Material) melayani pasien COVID-19 (Corona Virus Desease). Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Perawat Nasional jatuh pada 17 Maret. Di tengah gelombang badai virus corona, beberapa harapan disuarakan para perawat pada momen khusus ini.

Salah satunya adalah perlindungan pemerintah. Terutama bagi mereka yang saat ini bertugas menangani pasien kasus Covid-19. Bagaimana mereka bisa bertugas dengan aman, baik lewat pakaian dan alat yang digunakan, serta lingkungannya.

"Perlindungan ini termasuk penyediaan lingkungan kerja yang aman termasuk APD (alat perlindungan diri). Kemudian lakukan desinfeksi lingkungan," ujar Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia Harif Fadhillah saat dihubungi Republika, Selasa (17/3).

Yang juga tak kalah penting, dia melanjutkan, adalah menjaga daya tahan petugas kesehatan tetap optimal. Ia menyebutkan salah satu caranya adalah beban kerja yang tidak berlebih.

Permintaan tersebut bukan tanpa alasan. Ia menyebutkan ketika terjadi KLB atau wabah Covid-19 seperti saat ini, perawat bisa bekerja tidak hanya satu shift. Bahkan mereka bisa menjalankan dua shift atau tiga shift kerja.

Padahal, beban kerja berlebih bisa menyebabkan perawat kelelahan. Risikonya menyebabkan daya tahan tubuh menurun. "Karena sangat kelelahan, akhirnya kami lebih rentan terhadap infeksi," katanya.

Pihaknya mengusulkan, pemerintah bisa menambah tenaga perawat di Tanah Air. Apalagi, ia menyebutkan idealnya satu perawat menangani satu pasien yang terkait Covid-19.

Penambahan tenaga kesehatan ini diharapkan menjaga kondisi perawat tetap fit dan bisa beristirahat dengan cukup. Tak hanya itu, pihaknya sudah mengusulkan kepada pihak-pihak terkait supaya memberikan tambahan suplemen gizi.

Ia mengakui Palang Merah Indonesia (PMI) dan beberapa rumah sakit rujukan memang telah membantu mengirimkan beberapa suplemen untuk para perawat. Tetapi, ia mengaku bantuan itu masih butuh didorong lagi karena luasnya wilayah Indonesia dan banyaknya perawat di Tanah Air.

"Jumlah perawat di Indonesia sekarang lebih dari satu juta orang dan di antara mereka ada yang menangani pasien yang terinfeksi virus ini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement