Selasa 17 Mar 2020 17:52 WIB

Nasib Konservasi Lutung Jawa di Muaragembong (2)

.

Rep: Fakhri Hermansyah/ Red: Yogi Ardhi

Seekor lutung jawa berjalan di atas jembatan kayu di area konservasi di kawasan Mangrove Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.(FAKHRI HERMANSYAH/ANTARA FOTO) (FOTO : FAKHRI HERMANSYAH/ANTARA FOTO)

Seekor lutung jawa menggendong anaknya yang bulunya masih berwarna kuning keemasan di lokasi konservasi di kawasan Mangrove Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.(FAKHRI HERMANSYAH/ANTARA FOTO) (FOTO : FAKHRI HERMANSYAH/ANTARA FOTO)

Seekor lutung jawa memakan pucuk daun pada waktu siang hari di lokasi konservasi di kawasan Mangrove Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.(FAKHRI HERMANSYAH/ANTARA FOTO) (FOTO : FAKHRI HERMANSYAH/ANTARA FOTO)

Daman, seorang warga Kampung Muara bendera yang menjaga area konservasi lutung jawa dari tahun 2014 berjalan di kawasan Mangrove Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.(FAKHRI HERMANSYAH/ANTARA FOTO) (FOTO : FAKHRI HERMANSYAH/ANTARA FOTO)

Sejumlah lutung jawa yang hidup berkelompok berkeliaran di area konservasi di kawasan Mangrove Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.(FAKHRI HERMANSYAH/ANTARA FOTO) (FOTO : FAKHRI HERMANSYAH/ANTARA FOTO)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menurut Daman hingga tahun 2014, banyak terjadi praktik perburuan lutung jawa menggunakan senapan. 

Para pemburu  biasanya berpura-pura berkemah di sekitar area konservasi sambil membawa senapan untuk menembaki lutung di atas pohon, ujar Daman.

Lutung Jawa  biasanya hidup secara berkelompok tujuh hingga 20 ekor. Selain perburuan ilegal, faktor penyusutan kawasan hutan mangrove yang berdampak pada berkurangnya sumber makanan lutung menyebabkan hewan dilindungi tersebut banyak yang ditemukan mati karena berkelahi berebut makanan.

Wilayah Muaragembong seluas 11 ribu hektare, sebelumnya telah ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung, namun berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 475 Tahun 2005, separuh kawasan yang berada di paling ujung Kabupaten Bekasi tersebut dibuka untuk hutan produksi.  

Semakin menyusutnya wilayah kawasan konservasi Muaragembong menjadi ancaman terbesar  karena banyaknya pembukaan lahan untuk dijadikan tambak hingga mendekati pinggir pantai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement