Selasa 17 Mar 2020 08:51 WIB

Bupati Bogor Enggan Tutup Objek Wisata Puncak

Perekonomian Puncak dinilai akan lumpuh jika objek wisata ditutup.

Bupati Bogor Enggan Tutup Objek Wisata Puncak. Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin.
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Bupati Bogor Enggan Tutup Objek Wisata Puncak. Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin.

REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Bupati Bogor Ade Yasin menyatakan keengganannya menutup objek wisata di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, meskipun sudah ada kepala daerah lain yang menutup objek wisata di wilayahnya selama dua pekan guna mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19. "Masyarakat banyak yang bergerak di wisata. Ada pedagang dan usaha. Mereka harus makan. Jadi, kalau (wisata Puncak) kita tutup secara keseluruhan, akan mematikan usaha orang," ujarnya, Selasa (17/3).

Menurut dia, perekonomian di wilayah selatan Kabupaten Bogor itu akan lumpuh jika dirinya mengambil kebijakan untuk menutup beberapa objek wisata yang kerap dikunjungi turis asing maupun domestik. Dia mengaku berupaya mencegah penularan corona dengan cara membatasi kunjungan wisata orang asing.

Baca Juga

"Makanya kami lakukan semilock, artinya wisata masih boleh kita persilakan untuk yang domestik. Tapi, bagi wisatawan asing, kita akan ada pengawasan khusus," kata dia.

Meski begitu, ia menegaskan belum ada kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bogor. Adapun yang masih dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak tujuh orang, pasien dalam pengawasan (PDP) satu orang, dan belum ada satu pun yang berstatus terduga. Penutupan objek wisata dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan beberapa kepala daerah lain.

Terbaru, Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menutup sementara seluruh objek wisata yang ada di wilayah setempat selama 14 hari mendatang, terhitung 16-29 Maret 2020. "Tidak hanya sekolah yang belajar di rumah, namun semua lokasi wisata kita perintahkan lewat Dinas Pariwisata ditutup sementara," ujar Bupati Madiun Ahmad Dawami, Senin (16/3).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement