Selasa 17 Mar 2020 06:28 WIB

Ketika Para Sahabat Nabi Tertimpa Wabah Penyakit

Di era Nabi Muhammad wabah penyakit juga pernah menjangkiti Madinah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Ketika Para Sahabat Nabi Tertimpa Wabah Penyakit
Foto: MgIt03
Ketika Para Sahabat Nabi Tertimpa Wabah Penyakit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di kala wabah virus corona jenis baru (Covid-19) menjangkiti dunia saat ini, kita perlu mengambil pelajaran dan hikmah dari sejarah masa lalu. Dahulu, di era Rasulullah SAW wabah penyakit juga pernah menjangkiti Madinah.

Dalam buku Tahdzib Sirah Ibnu Hisyam karya Abdus Salam Harun dijelaskan mengenai kisah para sahabat yang terjangkit wabah. Kisah itu salah satunya terekam dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah.

Baca Juga

Dari Aisyah rhadiyallahu anha, dia berkata, “Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, kota itu adalah sarang wabah penyakit demam. Banyak dari sahabat Rasulullah SAW yang tertimpa wabah tersebut. Namun Allah SWT menghindarkan Rasul-Nya dari penyakit itu. Ketika Abu Bakar, Amir bin Fuhairah, dan Bilal tinggal di dalam satu rumah, mereka semua terserang penyakit demam. Maka aku pun datang untuk menjenguk mereka (peristiwa ini terjadi sebelum perintah menggunakan jilbab). Hanya Allah yang tahu tentang beratnya sakit yang mereka alami. Aku pun datang dan menemui Abu Bakar dan menyapanya, ‘Bagaimana kabarmu, wahai ayahku?’.

“Lalu Abu Bakar pun menjawab: ‘setiap orang boleh bersenang-senang bersama keluarganya di waktu pagi, padahal kematian itu lebih dekat dengannya daripada tali sandalnya,’. Demi Allah, Abu Bakar tidak sadar dengan apa yang diucapkannya. Kemudian aku datang menemui Amir bin Fuhairah dan bertanya kepadanya, 'Bagaimana keadaanmu?'.

“Amir pun menjawab ‘Sungguh aku telah merasakan kematian sebelum aku mengalaminya. Sesungguhnya seorang pengecut selalu berteriak dari atas. Setiap orang pasti berusaha sekuat tenaga, seperti sapi yang melindungi kulitnya dengan tanduknya,’. Demi Allah, Amir tidak sadar dengan apa yang ia ucapkan. Sedangkan Bilal apabila terserang demam itu, ia berbaring di halaman rumah sambil berseru,”.

“Bilal berkata, ‘Duhai, bisakah aku bermalam semalam saja di Fakh (nama tempat di luar kota Makkah)? Sementara di kanan dan kiriku terdapat idzkir dan jalil (idzkir dan jalil adalah nama sebuah tanaman yang harum baunya). Duhai, bisakah aku singgah di mata air Majannah (nama sebuah pasar di era Jahiliyah), dan bisakah aku menatap sekali lagi Bukit Syaamah dan Thafil (nama dua gunung di Makkah),’. Kemudian aku menceritakan apa yang aku saksikan kepada Rasulullah SAW,”.

“Kukatakan kepada beliau (Rasulullah), ‘Mereka tidak menyadari apa yang mereka ucapkan karena parahnya demam yang menyerang mereka,’. Mendengar itu, Rasulullah SAW pun menjawab, ‘Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kami mencintai Makkah atau bahkan lebih dari itu. Berkahilah mud dan sha-nya (barang-barang yang ditimbang dengan mud dan sha. Satu mud sama dengan dua rithal bagi penduduk Irak. Dan sepertiga rithal bagi penduduk Hijaz. Sedangkan satu sha sama dengan empat mud bagi penduduk hijaz), serta pindahkanlah wabah yang menimpanya ke Mahya’ah, yaitu Juhfah yang merupakan miqat penduduk Syam.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement