Senin 16 Mar 2020 17:01 WIB

Korona dan Kesetiakawanan Sosial

Semuanya harus bersama-sama dan bahumem bahu menghadapi Covid-19.

Ilustrasi virus corona masuk Indonesia(MgIT03)
Foto: MgIT03
Ilustrasi virus corona masuk Indonesia(MgIT03)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Irwan Kelana

JAKARTA --  Sebagai Muslim, kita diajarkan untuk selalu meletakkan setiap persoalan pada proporsinya. Korona jenis baru (Covid-19), seperti juga penyakit lainnya yang disebabkan virus, bakteri, maupun penyebab lainnya, adalah takdir yang bisa menimpa siapa saja. Untuk itu, kita diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya melakukan ikhtiar, doa, dan tawakal semaksimal mungkin.

Wabah korona bukan hanya tanggung jawab pemerintah (pusat maupun daerah), melain kan seluruh bangsa Indonesia, termasuk kalangan tokoh agama, pendidik, politisi, pebisnis, pengamat, media, komunitas, hingga keluarga. Semuanya harus bersama-sama dan bahumem bahu menghadapi Covid-19.

Pertama, lupakan perbedaan politik. Hentikan saling menyalahkan. Hentikan pula saling melempar komentar dan unggahan nyinyir, baik melalui media resmi maupun media sosial.

Kedua, berikhtiar menjaga ke sehatan diri dan keluarga dengan sebaik mungkin. Ikuti protokol kesehatan yang disam pai kan oleh pemerintah. Dengan ber usaha menjaga kesehatan diri dan keluarga, berarti secara langsung maupun tidak langsung kita menghindarkan orang lain agar tidak terkena wabah Covid-19.

Rasulullah menyuruh kita berikhtiar agar tidak terkena penyakit menular. "Larilah dari penyakit kusta seperti engkau lari dari dari singa." (HR Muslim: 5380). Para ulama menganjurkan agar kita rajin menjaga wudhu sebagai bagian dari upaya mencegah penularan korona.

Ketiga, memperbanyak ibadah dan doa. Jagalah shalat fardhu dan perbanyaklah shalat su nah. Sangat baik pula kalau kita pun menunaikan puasa sunah. Di antara ibadah-ibadah yang kita lakukan, perbanyaklah doa kepada Allah. Mohon agar dijauhkan dan diselamatkan dari musibah penyakit korona. Doa tersebut bukan hanya dikhusus kan untuk diri kita dan keluarga, tetapi juga untuk bangsa Indo nesia secara keseluruhan. Nabi SAW menegaskan, "Doa adalah senjatanya orang beriman, tiangnya agama, dan cahayanya langit dan bumi." (HR al-Hakim).

Keempat, hari ini dan harihari ke depan, bangsa Indone sia—seperti juga bangsa-bangsa lainnya di dunia—kemungkinan besar akan menghadapi tantang an lebih besar di bidang ekonomi. Yang paling cepat terdampak adalah masyarakat kelas bawah. Saatnya kita sebagai sesama bangsa Indonesia memperkuat kesetiakawanan sosial.

Allah SWT berfirman, "Berlomba-lombalah dalam kebaikan." (QS al-Baqarah: 148). "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa." (QS al-Maidah: 2). Inilah momentum terbaik untuk melaksanakan perintah Allah dalam dua ayat tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement