Senin 16 Mar 2020 12:28 WIB

Banser Siap Jadi Relawan Covid-19

Jika memang diperlukan relawan, GP Ansor akan menerjunkan Banser Husada.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menetapkan kasus virus Corona atau Covid-19 sebagai bencana nasional non-alam. Mengingat sifatnya sebagai pandemi global maka diperlukan langkah-langkah secara cepat dalam penangannya. Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser) menilai penetapan kasus Covid-19 sebagai bencana nasional non-alam sudah tepat.

“Saya setuju dengan BNPB bahwa diperlukan percepatan penanganan kasus Covid-19 agar virus tidak menyebar secara masif dan menyebabkan masyarakat yang sehat tertular virus dengan melibatkan seluruh sumber daya nasional," kata Ketua GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (16/3).

Baca Juga

Selain pemerintah pusat dan daerah, kata pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu mengatakan, peneliti virus, dunia usaha, pakar, juga diperlukan adanya relawan-relawan yang membantu. Menurutnya, keberadaan relawan sangat diperlukan pada situasi bencana, terlebih kasus Covid-19 telah ditetapkan sebagai bencana nasional non-alam dan oleh WHO dikategorikan sebagai pandemi global.

Keberadaan relawan, lanjut dia, bisa berupa individu maupun kelompok organisasi yang secara sukarela memberikan bantuan tenaga dalam pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan. “Jika memang diperlukan relawan, GP Ansor akan menerjunkan Banser Husada atau Basada," tegas Gus Yaqut.

Gus Yaqut mengatakan, Basada ini adalah satuan khusus Banser yang mengemban tugas bantuan kemanusiaan di bidang kedokteran, kesehatan, dan norma hidup sehat bagi masyarakat. Tentu saja harus mendapat izin dari institusi yang berwenang, memiliki kompetensi, kualifikasi dan keahlian yang diperlukan. Atau telah mendapat pelatihan khusus dari institusi kesehatan maupun BNPB.

"Keberadaan relawan diyakini akan sangat membantu mempercepat atau meringankan tugas tenaga medis dan BNPB. Mengingat, pelayanan dalam kasus ini memerlukan kesigapan dan pelayanan yang cepat dalam meminimalisasi dampak," tutur Yaqut.

Lanjut Gus Yaqut, tugas relawan bisa tidak secara langsung bersentuhan dengan pasien atau memberikan pelayanan langsung di bidang medis, namun juga bisa ditempatkan di unit-unit pelayanan informasi atau mengorganisasi pekerjaan non-medis. Relawan bisa ditempatkan untuk membantu dalam bidang pelayanan komunikasi, publikasi, sosialisasi ke masyarakat.

"Juga menjadi contact person non-teknis, berhubungan dengan jejaring kemitraan relawan di tingkat pusat, daerah, regional, maupun internasional. Selain itu, bisa juga mengkoordinasi rapat-rapat, mensupport pelayanan data base, dan lain-lain,” tutup Gus Yaqut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement