Senin 16 Mar 2020 11:41 WIB

Pengunjung Portal Rumah Belajar Kemendikbud Meningkat Tajam

Jumlah pengunjung Rumah Belajar mencapai lebih dari 85 ribu.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah siswa-siswi kelas 3 SDN Depok Jaya 1, Kota Depok, Jawa Barat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan memakai masker wajah, Selasa (3/3). (Prayogi/Republika)
Foto: Prayogi/Republika
Sejumlah siswa-siswi kelas 3 SDN Depok Jaya 1, Kota Depok, Jawa Barat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan memakai masker wajah, Selasa (3/3). (Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Portal Rumah Belajar milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengalami peningkatan pengunjung semenjak kebijakan penghentian aktivitas di sekolah karena pencegahan Covid-19 dilakukan di sejumlah daerah. Pada Sabtu hingga Ahad lalu, jumlah pengunjung Rumah Belajar mencapai lebih dari 85 ribu.

Plt Kepala Pusat Data dan Teknologi Pendidikan (Pusdatin) Kemendikbud, Gogot Suharwoto mengatakan, pada hari-hari biasa jumlah pengunjung Rumah Belajar setiap harinya berkisar 3.000 hingga 5.000 pengunjung saja.

"Ini peningkatan yang luar biasa, ya. Biasanya 3.000 sampai 5.000 lah maksimal," kata Gogot, dihubungi Republika, Senin (16/3).

Peningkatan persebaran Covid-19 di Indonesia menyebabkan sejumlah daerah memutuskan untuk menghentikan aktivitas belajar mengajar di sekolah. Siswa-siswi diharapkan bisa mengurangi aktivitas di luar dan belajar di rumah.

Fasilitas Rumah Belajar telah dikembangkan Kemendikbud dengan tujuan kesamaan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia. Siswa-siswi atau guru dapat mengakses fasilitas ini secara gratis dengan konten bahan belajar yang lengkap.

Gogot mengatakan, terkait dengan pencegahan Covid-19, Kemendikbud juga meningkatkan laman Rumah Belajar. Sejak Sabtu, pihaknya terus memantau jumlah pengunjung agar laman tersebut dapat terus digunakan meskipun mengalami peningkatan pengunjung.

"85 ribu itu dari pagi sampai malam kami pantau. Kami dari Sabtu, Minggu, sudah intensif. Teman-teman pada ngumpul memantau. Dipastikan bahwa layanan kami akan memadai, nggak sampai down," kata Gogot menjelaskan.

Sejumlah provinsi juga telah bekerja sama dengan Rumah Belajar terkait pembelajaran secara daring. Gogot menjelaskan, sejak dua tahun yang lalu beberapa daerah seperti Bali, Gunung Kidul, dan Lampung sudah menggiatkan Rumah Belajar agar bisa digunakan oleh siswa-siswi di wilayahnya.

"Seperti Provinsi Bali, mereka aman karena sudah pakai Rumah Belajar. Memang provinsi, kabupaten/kota yang sudah kerja sama, saya kira mereka jauh lebih siap," kata Gogot.

Selain optimalisasi aplikasi, Kemendikbud juga telah menyiapkan 1.000 guru yang tersebar di seluruh Indonesia. Guru-guru tersebut bertugas untuk mendampingi sekolah dalam menggunakan Rumah Belajar sebagai media pembelajaran. Masing-masing provinsi memiliki 33 hingga 35 guru pendamping.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement