Ahad 15 Mar 2020 23:56 WIB

Ritual Paskah yang akan Sepi dari Kerumunan Massa Tahun Ini

Layanan Paskah tanpa jemaat untuk mengantisipasi penyebaran Corona.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nashih Nashrullah
Layanan Paskah tanpa jemaat untuk mengantisipasi penyebaran Corona.Kota Vatikan
Foto: worldgreatestsites.com
Layanan Paskah tanpa jemaat untuk mengantisipasi penyebaran Corona.Kota Vatikan

REPUBLIKA.CO.ID, VATICAN CITY – Layanan Paskah oleh Paus Fransiskus yang biasanya menarik puluhan ribu jemaat akan diadakan tanpa kehadiran publik.

Hal ini sebagai langkah untuk mencegah penyebaran wabah virus korona. Ini merupakan suatu langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga

Rangkaian Minggu Paskah, mulai dari Kamis Suci hingga Minggu Paskah di Vatikan biasanya dihadiri puluhan ribu orang. 

Sebuah catatan di situs website Rumah Tangga Kepausan Vatikan mengatakan bahwa Minggu Paskah yang jatuh pada 12 April tidak dibuka untuk publik. Sebagai gantinya, publik dapat menyaksikannya melalui televisi dan layanan streaming internet. 

Kebaktian Pekan Suci yang dimulai pada Minggu Palem merupakan hari paling penting dari kalender liturgi Katolik Roma. 

Minggu Palem biasanya digelar di Lapangan Santo Petrus. Sementara acara Pekan Suci lainnya, seperti proses Jalan Salib pada Jumat Agung biasanya berlangsung di Colosseum kuno Roma.

Duta besar Belanda untuk Vatikan, Caroline Weijers, mengatakan Belanda biasanya menerbangkan puluhan ribu bunga untuk menghiasi altar kepausan dan seluruh alun-alun. Tetepi pada tahun ini, Belanda tidak akan mengirimkan bunga. 

Di Italia, sejumlah Misa telah dibatalkan. Para uskup mengatakan kepada para jemaat bahwa mereka tidak wajib menghadiri Misa pada hari Minggu dan Hari Suci. Para uskup mendesak mereka untuk mengikuti Misa dari televisi maupun internet.  

Italia menjadi salah satu negara di luar Cina yang terdampak wabah virus korona cukup parah. Negara ini telah menetapkan lockdown selama sepekan. 

Pada Sabtu lalu, jumlah kematian akibat virus korona di Italia meningkat menjadi 1.441 dan jumlah kasus yang dikonfirmasi naik menjadi 21.157. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement