Ahad 15 Mar 2020 23:55 WIB

Layanan Paskah di Vatikan akan Digelar Tanpa Publik

Publik dapat melihat layanan paskah di Italia dengan mencium pipinya

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Paus Fransiskus muncul di jendela Istana Tahta Suci Vatikan untuk berpidato di depan ribuan orang di Lapangan Santo Petrus guna menyampaikan pesan dan berkah mingguan pada Ahad (1/3).(EPA/Fabio Frustaci)
Foto: EPA/Fabio Frustaci
Paus Fransiskus muncul di jendela Istana Tahta Suci Vatikan untuk berpidato di depan ribuan orang di Lapangan Santo Petrus guna menyampaikan pesan dan berkah mingguan pada Ahad (1/3).(EPA/Fabio Frustaci)

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA VATIKAN -- Layanan Paskah oleh Paus Fransiskus yang biasanya menarik puluhan ribu jemaat akan diadakan tanpa kehadiran publik, sebagai langkah untuk mencegah penyebaran wabah virus korona. Ini merupakan suatu langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Rangkaian minggu Paskah, mulai dari Kamis Suci hingga Minggu Paskah di Vatikan biasanya dihadiri oleh puluhan ribu orang. Sebuah catatan di situs website Rumah Tangga Kepausan Vatikan mengatakan bahwa Ahad Paskah yang jatuh pada 12 April tidak dibuka untuk publik. Sebagai gantinya, publik dapat menyaksikannya melalui televisi dan layanan streaming internet.

Kebaktian Pekan Suci yang dimulai pada Minggu Palem merupakan hari paling penting dari kalender liturgi Katolik Roma. Minggu Palem biasanya digelar di Lapangan Santo Petrus. Sementara acara Pekan Suci lainnya, seperti proses Jalan Salib pada Jumat Agung biasanya berlangsung di Colosseum kuno Roma.

Duta besar Belanda untuk Vatikan, Caroline Weijers mengatakan, Belanda biasanya menerbangkan puluhan ribu bunga untuk menghiasi altar kepausan dan seluruh alun-alun. Tetepi pada tahun ini, Belanda tidak akan mengirimkan bunga.

Di Italia, sejumlah Misa telah dibatalkan. Para uskup mengatakan kepada para jemaat bahwa mereka tidak wajib menghadiri Misa pada hari Minggu dan Hari Suci. Para uskup mendesak mereka untuk mengikuti Misa dari televisi maupun internet.

Italia menjadi salah satu negara di luar Cina yang terdampak wabah virus korona cukup parah. Negara ini telah menetapkan lockdown selama sepekan. Pada Sabtu lalu, jumlah kematian akibat virus korona di Italia meningkat menjadi 1.441 dan jumlah kasus yang dikonfirmasi naik menjadi 21.157.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement