Ahad 15 Mar 2020 19:54 WIB

Indonesia Masih Menunggu Kepastian Olimpiade 2020

Olimpiade 2020 dijadwalkan pada 24 Juli hingga 9 Agustus 2020 di Tokyo.

Dua orang berdiri di belakang logo Olimpiade di Tokyo, Jepang. Virus corona telah mengancam kemungkinan terselenggaranya Olimpiade 2020 di Tokyo.(EPA)
Foto: EPA
Dua orang berdiri di belakang logo Olimpiade di Tokyo, Jepang. Virus corona telah mengancam kemungkinan terselenggaranya Olimpiade 2020 di Tokyo.(EPA)

REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia TOKYO — Indonesia masih menanti kepastian penyelenggaraan Olimpiade 2020 di Jepang.  Hingga kini, persiapan berupa pelatnas sejumlah cabang olahraga terus dilakukan sambil menaati protokal kesehatan mengantisipasi penyebaran corona.

"Sejauh ini semua masih sesuai dengan yang direncanakan. Belum ada informasi penundaan. Kita masih berpatokan dengan pernyataan resmi IOC yang mengatakan Olimpiade 2020 akan digelar sesuai dengan yang direncanakan,” kata Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (sesmenpora), Gatot S Dewabroto, ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (15/3), di Jakarta. 

Baca Juga

Ia mengatakan sejauh ini belum ada informasi resmi kalau Olimpiade 2020 yang dijadwalkan pada 24 Juli hingga 9 Agustus 2020 di Tokyo ini masih on schedule. "Untuk pelatnas Olimpiade 2020 berjalan sebagaimana direncanakan sebelumnya. Namun harus menaati protokol kesehatan yg ketat."

Namun, Gatot mengatakan pemerintah hanya mengimbau untuk membatasi agenda try-out. "Ya kalau itu pasti kita batasi, terutama  jika try-out atau uji coba ke negara-negara yang terkonfirmasi positif corona,” ujar Gatot.

Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengatakan sampai kini negaranya masih bersiap untuk menjadi tuan rumah Olimpiade tepat waktu alias tidak ada penundaan.

Abe dan pemerintahnya bersikukuh bahwa Olimpiade akan terus berjalan, bahkan ketika acara olahraga global lainnya banyak yang ditunda. Pernyataan Abe itu sekaligus merespons pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengatakan penyelenggara harus mempertimbangkan penundaan satu tahun.

Abe dan Trump menjalin komunikasi setelah komentar itu, mendorong presiden AS untuk mengatakan di Twitter bahwa tempat Olimpiade itu luar biasa. Tapi ini mungkin tidak cukup untuk meredakan sponsor dari ajang multi event terbesar di dunia ini, yang semakin gugup tentang bagaimana dampak wabah pada kompetisi.

 "Kami akan mengatasi penyebaran infeksi dan menjadi tuan rumah Olimpiade tanpa masalah, seperti yang direncanakan," Abe mengatakan pada konferensi pers di Tokyo, menambahkan bahwa menunda atau membatalkan Olimpiade adalah "bukan subjek sama sekali" dalam komunikasinya dengan Trump.

Abe mengatakan hingga kini Jepang terus menjalin kerja sama dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sejauh ini, kata dia, Jepang memiliki tingkat infeksi yang relatif rendah dan belum melihat ledakan dalam kasus seperti yang terlihat di Korea Selatan, China, Italia, Iran dan di tempat lain. 

Dia mengatakan menunda puncak infeksi sangat penting untuk memastikan perawatan mereka yang dalam kondisi kritis. Abe juga mengatakan Jepang tidak perlu mendeklarasikan keadaan darurat nasional, meskipun parlemen pada hari Jumat menyetujui RUU untuk memberinya kekuatan darurat dan memungkinkan dia untuk menutup sekolah, menghentikan pertemuan besar dan meminta pasokan medis.

Gubernur Tokyo Yuriko Koike berjanji akan melakukan langkah-langkah menyeluruh terhadap wabah virus korona dan mengatakan persiapan Olimpiade mempertimbangkan save and secure.

Sejauh ini, Jepang memiliki 21 kasus virus corona. Mengutip laporan NHK, hingga kini sudah ada 1.443 laporan, dengan 28 orang di antaranya dudah dinyatakan meninggal.

rep: fitrianto/antara ed: m akbar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement