Ahad 15 Mar 2020 18:50 WIB

PDEI: Pemerintah Harus Perhatikan Alat Proteksi Tenaga Medis

PDEI menyarankan pemerintah untuk membuka pusat pemeriksaan yang lebih banyak.

Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat mengontrol ruangan khusus untuk wabah Virus Corona di Ruangan Isolasi Infeksi Khusus Kemuning Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS), di Bandung, Jawa Barat.
Foto: Antara/Novrian Arbi
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat mengontrol ruangan khusus untuk wabah Virus Corona di Ruangan Isolasi Infeksi Khusus Kemuning Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS), di Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia (PDEI) meminta pemerintah memperhatikan alat proteksi tenaga medis yang berada di garda depan dalam penanganan pasien corona jenis baru atau COVID-19. Hal ini agar tenaga medis bisa bekerja dengan baik.

"Kami berharap pemerintah memberikan perhatian pada tenaga medis, terutama kelengkapan alat proteksi diri. Agar bisa menjadi payung bagi kita dalam menjalankan tugas dengan baik," ujarKetua PDEI Mohammad Adib Khumaidi di Jakarta, Ahad (15/3).

Baca Juga

Dia menambahkan tenaga medis yang menemukan seseorang dalam kasus COVID-19 sehingga ketersediaan alat pelindung diri untuk mereka harus benar-benar dipastikan. Ia mengingatkan tenaga medis jangan sampai kekurangan alat pelindung diri.

"Pemerintah harus benar-benar memastikan ketersediaan alat pelindung diri," kata dia.

Adib juga menyarankan pemerintah untuk membuka pusat pemeriksaan yang lebih banyak. Ia mengemukakan jika masih menggunakan metode saat ini yang mana pusat pemeriksaan hanya di beberapa wilayah, dikhawatirkan penemuan kasus akan melambat.

Adib menyarankan Fakultas Kedokteran turut ambil bagian menjadi pusat pemeriksaan COVID-19. "Upaya saat ini seperti meliburkan sekolah maupun bekerja dari rumah cukup efektif untuk mengurangi penyebaran virus. Mengapa itu dilakukan, karena kasus yang ditemukan dengan penyebaran yang belum bisa ditentukan. Jadi mau tidak mau harus dilakukan upaya pembatasan," kata dia.

Pada kesempatan sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan sejumlah tenaga medis terinfeksi virus jenis baru tersebut dan terdapat satu tenaga medis yang meninggal dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement