Sabtu 14 Mar 2020 09:29 WIB

Anak dengan Penyakit Dasar Lebih Rentan Terpapar Covid-19

Anak juga perlu memakai masker bila sedang sakit karena bisa mengeluarkan droplet.

Rep: Dessy Susilawati/ Red: Agus Yulianto
Siswa memakai masker. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Siswa memakai masker. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Orang tua di Indonesia, terutama Jakarta, sedang merasa khawatir dengan anak mereka. Pasalnya, sudah dua balita dinyatakan positif Covid-19. Lantas bagaimana potensi penularan virus ini pada anak dan bagaimana mencegahnya?

Dokter Spesialis Anak Subspesialisasi Pulmonologi Respirologi, Nastiti Kaswandani menjelaskan, dua balita dua yang dilaporkan tersebut tidak tahu kejelasan dimana lokasi, kemudian siapa sumbernya. Tapi, kemungkinan besar balita itu adalah tertular dari orang dewasa yang kontak erat. Mungkin ibunya, ayahnya, kakek, keluarganya atau yang kontak terdekat dengan balita itu. 

"Yang kita belum tahu kan belum ada petanya tuh. Kemungkinan dia tertular dari orang dewasa yang sakit covid," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (13/3).

Ia mengungkapkan, virus ini bisa menyerang siapa saja dari orang tua sampai anak-anak, bayi pun bisa kena. Selama ini memang masih jarang terjadi pada anak, karena itu  memangnya mulainya dari pasar hewan kemudian pada orang beraktivitas dan ketemu orang banyak, sehingga jumlah anak itu relatif lebih sedikit.

Penyakit dasar

Ia mengatakan, anak yang memiliki penyakit dasar lebih rentan terkena dan juga lebih rentan kalau terkena lebih parah. Misalnya, pada orang dewasa ada masalah kardiovaskuler atau diabetes mellitus. Sementara pada anak, anak yang menderita asma dan memiliki penyakit jantung bawaan rentan terkena infeksi pernafasan.

"Sistem saluran napas kita ada pipanya, kemudian ada jaringan parunya, kalau misalnya dia jaringan parunya bagus, pipa nafasnya kurang bagus, dibandingkan dengan dua-duanya kena lebih jelek. Kalau asma ini kan menyerang pipa nafas, virus ini bisa mengenai pipa nafas dan jaringan paru kalau sudah kurang bagus modalnya ditambah lagi masuk virus, malah lebih jelek dibandingkan yang sehat-sehat saja. Begitu juga yang sakit jantung, kan untuk memompa oksigen butuh usaha, kalau dia kena infeksi, maka jantungnya bekerja lebih berat lagi, makanya lebih banyak yang menjadi parah," paparnya.

Pencegahan 

Nastiti menyarankan, untuk menghindari terpaparnya virus ini, sebaiknya anak menghindari berada di tempat-tempat keramaian atau kerumunan, jika memang tidak terlalu penting sekali. Kecuali misalnya dia sakit tentu harus dibawa ke rumah sakit.

"Tapi kalau hanya sekedar mau menonton acara olahraga, ke mal atau apa yang kepentingan tidak terlalu urgent, enggak usahlah," ujarnya.

Selain itu, semua yang sudah ada promosi kesehatan dimana-mana harus dikerjakan. Misalnya kalau untuk anak itu nomor satu adalah nutrisi, untuk daya tubuh. Kemudian imunisasi anak juga harus dilengkapi bagi yang belum lengkap. 

"Karena kita kan belum tahu nih berakhirnya sampai kapan. Mungkin ada prediksi enam bukan, belum tentu enam bulan. Mudah-mudah lebih cepat, tapi bisa juga lebih lama kalau melihat perjalanannya. Jadi masih ada waktu mengejar imunisasi yang ketinggalan, supaya kalau misalnya tertular dia terhindari dari penyakit-penyakit lain, influenza bisa dicegah, pneumokokus bisa dicegah. Kalau kena covid-19, dia tidak kena Double infection. Karena banyak laporan yang meninggal karena double infection," ucapnya.

Selain itu, sebaiknya istirahat yang cukup, perilaku hidup bersih dengan cuci tangan, tidak menyentuh wajah, dan hindari asap rokok. 

Ia mengatakan, anak juga perlu memakai masker bila sedang sakit. Dia juga bisa mengeluarkan droplet meski lontarannya ketika bersin tidak seheboh orang dewasa. "Kalau dia tidak sedang sakit tapi berada dalam kerumunan ada orang sakit tidak pakai masker, dia juga perlu, kita kan enggak tahu, seringkali berada dalam situasi, di pesawat terbang misalnya, kenapa kok ada yang batuk-batuk tidak pakai masker, berarti kan kita salah nih tidak pakai masker, padahal katanya kan orang sehat tidak pakai masker, ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement