Jumat 13 Mar 2020 22:26 WIB

Corona, Traffic Barang Internasional di Pelabuhan Turun

Penurunan traffic barang dari internasional mencapai sebesar 6,5 persen

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Traffic sedikit terjadi penurunan internasional sekitar 6,5 persen comparing tahun 2018. Traffic peti kemas domestik turun 1,5 persen.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Traffic sedikit terjadi penurunan internasional sekitar 6,5 persen comparing tahun 2018. Traffic peti kemas domestik turun 1,5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebaran wabah virus corona di berbagai negara berdampak pada semua sektor, termasuk lalu lintas barang dari internasional dan juga domestik melalui pelabuhan. Menurut Dirut Pelindo II Arief Suhartono, penurunan traffic barang dari internasional mencapai sebesar 6,5 persen dan penurunan traffic barang domestik mencapai 1,5 persen.

"Untuk traffic sedikit terjadi penurunan internasional sekitar 6,5 persen comparing tahun 2018. Traffic peti kemas domestik turun 1,5 persen. Indikasi penumpang per hari ini belum ada," ujar Arief di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (13/3)

Baca Juga

Arief mengatakan, mayoritas penurunan traffic barang dari internasional tersebut berasal dari China. Ia mendetilkan, angka penurunan traffic barang internasional pada periode Januari-Februari pada 2019 mencapai 741.543 ribu. Sedangkan pada periode Januari-Februari 2020 sebesar 692 ribu.

"Mostly dari China, ada satu shipping line yang penurunannya sampai ada satu kol sampai 46 persen, cukup gede. Ada juga shipping line turunnya 20 persen juga ada, ini salah satunya ke China. Jepang masih stabil," jelas dia.

Sementara, penurunan lalu lintas barang domestik pada 2019 sebesar 304 ribu. Dan penurunan lalu lintas barang domestik pada 2020 sebesar 300 ribu. "Turun sedikit banget," tambahnya.

Arief berharap, penurunan traffic barang internasional akibat wabah corona ini dapat segera pulih pada bulan depan. Sebab, berdasarkan informasi yang ia terima, China telah mulai memproduksi barang lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement