Jumat 13 Mar 2020 17:16 WIB

Dinkes DKI Upayakan Pencegahan DBD Berjalan Optimal

Jangan Lengah DBD pasti ada selama masa perubahan cuaca

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjenguk pasien demam berdarah dengue (DBD) di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ahad (3/2).(Republika/Mimi Kartika)
Foto: Republika/Mimi Kartika
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjenguk pasien demam berdarah dengue (DBD) di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ahad (3/2).(Republika/Mimi Kartika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah fokus Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta gencar mencegah penularan virus Corona atau Covid-19, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta tetap mengupayakan langkah pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang juga mulai mewabah di beberapa daerah.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti memastikan kewaspadaan terhadap DBD tetap dilakukan dan berjalan efektif. Bersamaan dengan upaya Pemprov DKI melakukan pengendalian terhadap penyebaran COVID-19. Ia mengatakan, DBD bukan penyakit yang baru dan selalu ada kasus DBD setiap tahunnya.

"Meskipun saat ini sedang menghadapi pengendalian tentang COVID-19, kewaspadaan terhadap DBD tetap kita jaga secara rutin," ujar Widyastuti, Jumat (13/3).

Widyastuti menuturkan, angka kasus DBD tahun ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama. Namun bukan berarti pencegahan DBD tidak optimal. Ia menjelaskan Dinkes DKI bersama komponen masyarakat akan tetap melakukan pencegahan penyebaran DBD tersebut.

"Saya bandingkan Januari tahun lalu jumlahnya 989 kasus DBD, Januari tahun ini 276 kasus, kemudian Februari tahun lalu 1.569 kasus, Februari tahun ini 600 kasus DBD," urai Widyastuti.

Dia menambahkan, meski angka kasus DBD masih di bawah tahun lalu, pihaknya tidak akan lengah. Menurutnya, SOP terhadap tata laksana DBD mulai dari upaya pencegahan di masyarakat maupun klinis tetap dijaga.

"Kami sudah bekerja sama dengan BMKG terhadap early warning system. Termasuk bagaimana bahu-membahu dengan segenap lapisan masyarakat melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M," papar Widyastuti.

Pada kesempatan yang sama Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta mendorong Dinkes DKI untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD meski tengah dalam siaga penuh terhadap penyebaran Covid-19.

Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak mengatakan, kewaspadaan mengenai penanganan yang akan dilakukan perlu lantaran hingga kini sudah ada ratusan laporan mengenai warga yang terdampak DBD sejak awal tahun 2020.

“Dinas Kesehatan harus siaga apabila ada warga Jakarta yang terjangkit, karena DBD pasti ada selama masa perubahan cuaca. Makanya kami ingatkan agar jangan lengah, ini butuh perhatian khusus, selain pengendalian tentang Covid-19,” ujarnya, Jumat (13/3).

Sebagai upaya antisipasi penyebaran, ia mengimbau agar Dinkes menggandengan jajaran Pemerintah Kota untuk menyosialisasikan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M, yakni Menguras, Menutup dan Mengubur sebagai bentuk upaya mencegahan penyebaran DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement