Jumat 13 Mar 2020 17:12 WIB

Kasus DBD di Tasikmalaya Masih Dianggap Wajar

Sebanyak tiga pasien DBD di Tasikmalaya meninggal.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ani Nursalikah
Kasus DBD di Tasikmalaya Masih Dianggap Wajar.
Foto: Antara/Syaiful Arif
Kasus DBD di Tasikmalaya Masih Dianggap Wajar.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Direktur RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, Wasisto menilai, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya masih dalam batas wajar. Menurut dia, tak ada lonjakan kasus yang terjadi secara signifikan.

Kendati demikian, ia telah meminta jajarannya waspada. Sebab, penderita virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti itu biasanya banyak bermunculan ketika musim hujan.

Baca Juga

"Saya sudah perintahkan jajaran RSUD waspada, saya juga minta disemprot. Karena di sini tempat mengobati, jangan sampai ada yang terkena di rumah sakit," kata dia, Jumat (13/3).

Selain itu, Wasisto juga meminta Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya lebih gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan antisipasi timbulnya sarang nyamuk. Cara mengantisipasi timbulnya sarang nyamuk, antara lain dengan melakukam 3M plus, yaitu menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air, menutup rapat-rapat tempat penampungan, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas, dan menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air.

"Kita semua harus waspada. Di Kota Tasikmalaya ada (DDB) tapi tidak meledak. Masih dalam batas wajar, tapi juga jangan menyepelekan," kata dia.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, hingga saat ini terdapat 142 positif DBD sejak Januari 2020. Tiga orang di antaranya telah meninggal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement