Jumat 13 Mar 2020 13:59 WIB

Dinkes Bandar Lampung Catat 120 Kasus DBD

Jumlah tersebut berdasarkan data yang didapat dari Januari hingga awal Maret 2020

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah pasien penderita demam berdarah dengue (DBD) dirawat di RS. Sejak Januari 2020 hingga saat ini tercatat 120 orang di kota Bandar Lampung terserang demam berdarah dengue (DBD). Ilustrasi.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Sejumlah pasien penderita demam berdarah dengue (DBD) dirawat di RS. Sejak Januari 2020 hingga saat ini tercatat 120 orang di kota Bandar Lampung terserang demam berdarah dengue (DBD). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sejak Januari 2020 hingga saat ini tercatat 120 orang di kota Bandar Lampung terserang demam berdarah dengue (DBD). Keterangan ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Edwin Rusli.

"Jumlah tersebut berdasarkan data yang didapat dari Januari hingga awal Maret 2020," kata Edwin pada Jumat (13/3).

Baca Juga

Meski begitu, belum ada laporan kematian terhadap warga Bandar Lampung akibat terserang DBD. Edwin mengatakan pihaknya selalu bersiaga terkait kasus DBD sesuai instruksi Wali Kota Bandar Lampung. Wali Kota meminta Dinkes untuk segera melakukan pengasapan guna meminimalisasi sebaran penyakit ini.

"Kami pun siap apabila ada warga yang meminta daerahnya untuk difogging agar penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti ini tidak meluas ke mana-mana," kata dia.

Edwin mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap bersih. Sebisa mungkin jangan ada genangan air di sekitar rumah yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk pembawa virus DBD.

Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers mencatat sebanyak 104 orang meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) dari 17.820 kasus yang terjadi dalam rentang sejak awal Januari hingga Rabu (11/3).

Menurut catatan Kemenkes, Lampung adalah provinsi paling tinggi kasus DBD dengan 3.423 kasus yang terjadi di enam kabupaten. Nusa Tenggara Timur (NTT) berada di posisi kedua dengan 2.711 kasus.

"Kasus paling tinggi sebenarnya ada di Lampung dan yang kedua adalah Nusa Tenggara Timur. Terkonsentrasi pada satu kabupaten yang sangat tinggi dibandingkan kabupaten lain. Meski demikian kasus kematian terbanyak tercatat di NTT yang memiliki 32 kematian," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement