Jumat 13 Mar 2020 13:05 WIB

DBD Belum Reda, Aktivitas Sekolah di Sikka Dimundurkan

Aktivitas belajar-mengajar di seluruh sekolah dimundurkan menjadi pukul 10.00 WITA

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Dokter memeriksa perkembangan kesehatan seorang pasien terserang demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di bangsal anak RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (11/3). Aktivitas belajar-mengajar di seluruh sekolah dimundurkan menjadi pukul 10.00 WITA akibat DBD belum mereda. Ilustrasi.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Dokter memeriksa perkembangan kesehatan seorang pasien terserang demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di bangsal anak RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (11/3). Aktivitas belajar-mengajar di seluruh sekolah dimundurkan menjadi pukul 10.00 WITA akibat DBD belum mereda. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAUMERE - Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengeluarkan instruksi agar aktivitas belajar-mengajar di seluruh sekolah dimundurkan menjadi pukul 10.00 WITA. Instruksi ini berlaku mulai dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas (SMA) mengingat kasus demam berdarah dengue (DBD) di kabupaten itu belum mereda.

"Efektif penerapannya sudah dilakukan pada Kamis (12/3) kemarin. Jadi aktivitas belajar mengajar yang semula pukul 07.00 WITA baru akan dimulai pukul 10.00 WITA, karena anak-anak dilibatkan untuk pemberantasan sarang nyamuk," katanya kepada Antara di Maumere, Jumat (13/3).

Baca Juga

Perubahan jadwal belajar mengajar di sekolah itu dikarenakan pihaknya ingin semua masyarakat terlibat memberantas sarang nyamuk secara masif baik itu anak-anak hingga dewasa. "Kita ingin semua masyarakat terlibat aktif dan secara masif memberantas sarang nyamuk ini," tambah dia.

Roberto Diogo juga menambahkan sampai saat ini pihaknya juga sudah merekrut dan melantik 100 tenaga kerja sukarela untuk bekerja memberantas sarang nyamuk di daerah itu. Sampai dengan saat ini, kata dia, jumlah kasus DBD di kabupaten itu sudah mencapai 1.264 kasus.

Jumlahnya mengalami kenaikan sebanyak 30 kasus dibandingkan dengan kasus pada Rabu (12/3) lalu dengan jumlah mencapai 1.234 kasus. Sementara itu jumlah yang dirawat menurut data Dinas Kesehatan kabupaten setempat mencapai 101 kasus dan meninggal 14 orang.

Meski terus terjadi penambahan kasus, pemda setempat mengklaim terjadi penurunan tren pada Maret. Padahal dalam empat hari terakhir penambahan kasus DBD cukup signifikan yakni dari jumlah kasus 1.195 naik menjadi 1.216 dan terus merangkak ke 1.234 dan kini sudah menjadi 1.264 kasus. Dengan penambahan yang ada, pada empat hari pekan ini saja tercatat ada 69 kasus baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement