Jumat 13 Mar 2020 09:43 WIB

Virus Corona Bisa Tahan Tiga Hari di Stainless Steel-Plastik

Tes tunjukkan virus corona tipe baru dapat hidup di permukaan benda hingga tiga hari.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Sendok, garpu, dan pisau stainless steel. Tes tunjukkan virus corona tipe baru dapat hidup di permukaan benda berbahan stainless steel dan plastik hingga tiga hari.
Foto: sodahead.com
Sendok, garpu, dan pisau stainless steel. Tes tunjukkan virus corona tipe baru dapat hidup di permukaan benda berbahan stainless steel dan plastik hingga tiga hari.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Virus corona jenis baru, SARS-CoV 2, dapat hidup di udara selama beberapa jam dan di permukaan benda dalam dua hingga tiga hari. Fakta ini ditemukan dari pengujian yang dilakukan Pemerintah Amerika Serikat (AS) bersama sejumlah ilmuwan.

Penelitian yang diterbitkan pada Rabu (11/3) lalu ini tidak membuktikan bahwa ada orang yang terinfeksi dengan menghirup udara atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi. Namun, hal ini menjadi gambaran penting bahwa virus corona jenis baru bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama sehingga tak menutup kemungkinan penularan terjadi dengan lebih mudah.

Baca Juga

“Kami sama sekali tidak mengatakan ada transmisi virus secara aerosol, tetapi ini menunjukkan bahwa virus tetap bertahan untuk jangka waktu yang lama dalam kondisi itu. Jadi, secara teori dimungkinkan,” ujar kepala studi terbaru novel coronavirus, Neeltje van Doremalen, dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases.

Virus corona jenis baru yang menyebabkan wabah Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, pada Desember 2019. Sejak itu virus terus menyebar secara global. Virus ini tercatat telah menginfeksi lebih dari 120 ribu orang di seluruh dunia serta menyebabkan lebih dari 4.300 kematian.

Angka ini jauh lebih besar dibandingkan wabah SARS pada 2002-2003 yang disebabkan oleh virus serupa secara genetis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyebutnya sebagai pandemi.

Dalam penelitian terbaru atas virus corona jenis baru, para peneliti menggunakan alat nebulizer untuk menempatkan sampel virus baru ke udara. Hal ini dimaksud menirukan apa yang mungkin terjadi jika orang yang terinfeksi batuk atau membuat virus mengudara dengan cara lain.

Dari sana, peneliti menemukan bahwa virus yang ada dapat dideteksi hingga tiga jam kemudian di udara, hingga empat jam pada tembaga, hingga 24 jam pada kardus, dan hingga dua sampai tiga hari pada plastik dan stainless steel. Hasil serupa diperoleh dari tes yang dilakukan pada virus yang menyebabkan SARS. Namun, perbedaan daya tahan virus tidak memperhitungkan seberapa jauh lebih luas virus baru telah menyebar.

Tes dilakukan di Rocky Mountain Lab National Institutes of Health di Hamilton, Montana, oleh para ilmuwan dari NIH, Princeton University, dan University of California Los Angeles. Pengujian tersebut didukung secara pendanaan dari Pemerintah AS dan National Science Foundation.

Temuan dari penelitian belum ditinjau oleh ilmuwan lainnya. Meski demikian, hasil penelitian telah diunggah di situs tempat para peneliti dapat dengan cepat membagikan karya mereka sebelum dipublikasikan.

“Ini adalah pekerjaan yang menjawab pertanyaan yang diajukan orang dan menunjukkan nilai dan pentingnya nasihat kebersihan yang ditekankan oleh pejabat kesehatan masyarakat,” ujar Julie Fischer, seorang profesor mikrobiologi di Georgetown University.

Fischer mengatakan bahwa apa yang perlu dilakukan adalah mencuci tangan secara rutin. Pasalnya, saat ini telah diketahui jika orang yang terinfeksi sangat mungkin menyentuh permukaan suatu benda di mana pun. Tak lupa ia menambahkan agar sebisa mungkin jauhkan tangan dari wajah.

Cara terbaik untuk membasmi virus corona jenis baru ini masih dalam penelitian. Namun, Van Doremalen mengatakan, langkah pencegahan yang bisa dilakukan dari sekarang adalah membersihkan permukaan benda dengan cairan antispetik yang mengandung bahan pemutih.

"Membersihkan permukaan dengan cairan yang mengandung pemutih yang diencerkan kemungkinan dapat menghilangkan virus," ujar Van Doremalen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement