Jumat 13 Mar 2020 00:34 WIB

Khawatir Pakai Masker Rekondisi? Mending Bikin Sendiri Saja

Penggunaan masker bekas bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andi Nur Aminah
Masker kain buatan sendiri, nyaman dan bisa dicuci.(Istimewa)
Foto: Istimewa
Masker kain buatan sendiri, nyaman dan bisa dicuci.(Istimewa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kosmetologis dr Indira P Tranggono Urip menyayangkan adanya pihak tak bertanggung jawab yang menjual masker rekondisi. Pasalnya, penggunaan masker bekas bisa menimbulkan masalah kesehatan pada penggunanya. Karena itu, dr Indira menyarankan masyarakat untuk membuat masker sendiri menggunakan kain bekas.

Selain bisa dicuci ulang, masker tersebut terjamin kebersihannya. "Daripada pakai masker rekondisi, lebih baik bikin masker sendiri dari kain," kata dr Indira di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta Pusat, Kamis (12/3).

Baca Juga

Dia menjabarkan bahwa pemakaian masker rekondisi dapat berdampak buruk, khususnya kepada individu dengan imun sistem lemah. Sebenarnya, fungsi utama dari masker menyaring atau membatasi kontak dengan kotoran atau debu. Karena itu, pakai masker kain buatan sendiri sama saja daripada beli masker yang ternyata rekondisi.

Sudah banyak tutorial membuat masker yang bisa ditiru masyarakat. Mereka pun bisa memodifikasi masker atau tali pengikatnya sesuai selera masing-masing. "Gampang banget. Banyak pola di internet, terus dikasih tali yang lucu," ujar dia.

Polda Jawa Barat mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap tindak kejahatan perampokan dan pencurian yang memanfaatkan modus isu virus corona atau Covid-19. Para pelaku menjalankan aksinya dengan mendatangi rumah-rumah warga dan menawarkan penyemprotan untuk memberantas corona.

Kabid Humas Polda Jabar Saptono Erlangga Waskitoroso menambahkan, kejahatan yang berhasil diungkap selama wabah corona berlangsung adalah praktik rekondisi masker di Astanaanyar, Kota Bandung. Menurut dia, praktik tersebut membahayakan sebab bisa menularkan penyakit. N Umi Nur Fadhilah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement